Ke mana para teman pulangku?

Pukul 18.30 tiba-tiba. Aku melongok dari atas monitor komputerku ke sekeliling. Ya Tuhan, kantorku sudah hampir kosong. Ke mana Wiwid? Ke mana Didi? Aku melihat ke box YM-ku dan mencari ID Mumu. Wah, dia juga sudah pulang. Ke mana para teman pulangku? Tidak ada yang mengajakku pulang hari ini.

Aku melirik box-box YM di layar komputerku. Mengapa teman-teman chatku tidak menjawab? Aku lihat ke kanan bawah. Wah, ternyata aku disconnected. Wes, pulang saja deh, pikirku. Aku pun mematikan komputer karena tidak bisa lagi bekerja tanpa koneksi internet.

Kumulai hari ini lebih awal dari biasanya. Pukul 06.00 sudah bangun. Pukul 07.45 sudah sampai di Plaza Mandiri, kantor pusat Bank Mandiri, klien perusahaan tempatku bekerja. Meeting yang panjang dan lama dan melelahkan. Hingga pukul 13.00. Aku tiba di kantor pukul 14.00. Baru makan siang. Setumpuk pekerjaan memelototiku dari atas meja. Sehabis makan aku brief designer, aku temani dia bekerja karena revisi yang perlu dilakukan cukup rumit. Lalu kembali ke mejaku, meneruskan pekerjaanku, sambil mengobrol pendek-pendek dengan beberapa teman.

Eh, sekitar pukul 15.30, Mirna datang berkunjung. Seorang teman lama, pernah bekerja di kantor ini. Membawa kabar baik. Aku senang seorang teman telah sukses. Meski aku cemburu. Mirna sekarang Supervisor, membawahi empat orang, menguasai sekitar 60 persen klien perusahaannya. Mirna orang baik. Dia tidak segan-segan membagi dunianya sekarang denganku. Dia menceritakan padaku pekerjaannya sehari-hari, contoh produknya dan laporan yang harus dibuatnya. Ya, biar bagaimana pun kami pernah di sini bersama-sama.

Agak sore kemudian, ada pempek dari Bayu. Dibagi-bagi kepada anak-anak di kantor. Pempek perpisahan. Lalu anak-anak berkumpul di bawah untuk ngerjain Bayu. Bayu akan meninggalkan perusahaan ini. Satu lagi teman kami lepas.

Setelah merapikan tasku, aku pun beranjak dari tempat dudukku untuk pulang ke rumah. Setelah keluar dari gedung kantor tempatku bekerja selama lebih dari tiga tahun, aku menyeberang menuju mesjid dan berjalan di bawah teduhnya pohon-pohon trembesi yang besar-besar, melewati Ranch Market, menuju pangkalan bajai.

Aku tidak bisa menghitung lagi sudah berapa kali aku melewati jalan ini. Jalan yang romantis ini. Bagaikan di musim gugur, daun-daun trembesi ini sungguh indah warnanya terkena sinar lampu di sekitarnya. Pohon-pohon ini begitu megah, mengisi halaman mesjid Pondok Indah dan memberi keteduhan kepada para penjual makanan kaki lima. Sudah berapa kali ya aku melewati jalan ini? Bayangan teman-teman yang pernah berjalan bersamaku di jalan ini pun berkelabat. Sudah cukup banyak. Papan billboard yang terlihat dari celah-celah dedaunan sambil aku berjalan sudah berganti entah berapa kali. Antara Citibank dan Sony Ericsson, berlomba memamerkan produknya di papan berwarna itu. Citibank Clear Card dan Sony Ericsson T 610 sekarang. Kemarin-kemarin sudah banyak produk yang lain. Aku tidak ingat lagi.

Dan aku masih di sini. Besok dan besok lagi aku masih akan lewat jalan ini. Entah sampai kapan.

Comments

Popular Posts