Mobil

Semua yang dekat dengan aku sebelum beberapa bulan ini pasti tahu betapa aku ingin memiliki mobil pada saat itu. Kini, meskipun tidak memiliki mobil sendiri, tetapi mendapat subsidi dari pihak lain, aku sudah mempunyai mobil sendiri untuk bepergian ke kantor dan ke mana-mana.

Tapi ... apakah ini nasib pengemudi baru, atau ini berhubungan dengan sikapku yang mudah stress/panik (stress-an, dalam bahasa gampangnya), sehingga aku cukup sering mengalami kecelakaan?Meskipun, untunglah, selama ini, kecelakaan-kecelakaan itu masih terbilang kecil dan tidak berbahaya, tetapi kok cukup sering ya?

Baru hari ini terjadi lagi, lagi parkir aja bisa terjadi, bisa-bisanya menyenggol mobil yang lagi diem. Apes banget itu mobil ya, diparkir di sebelah sebuah spot kosong yang membuatku ingin mengambilnya. Gara-gara aku buru-buru, terlambat melihat spion, eh sudah nabrak.

Buntut-buntutnya, pemilik mobil membawa sepasukan orang-orang mendatangi kantorku. Bukan apa-apa sih, kayaknya orang itu bertanya pada satpam, bertanya pada Secure Parking, dan lain-lain, sehingga segerombolan orang datang mencariku. Ketika selesai parkir, aku tidak bermaksud lari, mau lari ke mana, toh aku kerja di sana, mobilku mudah dikenali, Secure Parking akan tahu siapa pemilik mobilku. Jadi aku buru-buru masuk kantor, karena alasanku menabrak pun ada hubungannya dengan perasaan ingin buru-buru ke kantor. Mungkin ada hubungannya juga dengan sebuah panggilan telepon dari teman, yang selalu terjadi, setiap kali aku datang siang, untuk menanyakan di mana aku. :(

Akhirnya, oleh orang-orang yang datang itu aku disuruh ke sebuah ruangan bersama Bapak pemilik mobil Avanza yang kusenggol. Aku juga bingung, kok orang kantor sebelahku begitu cooperatif, menyediakan ruang meeting untuk aku dan bapak itu ngomong berdua. Setelah kupikir-pikir, ohhh mungkin dia takut kami berdua ribut, jadi dimasukkan saja ke ruangan. Ih, gitu aja pake ribut.

Aku sih tenang-tenang saja, aku minta maaf, karena memang kesalahanku, kebodohanku, dan aku mau bertanggung jawab. Aku tanya ke dia, bagaimana aku harus bertanggung jawab. Dia bilang minta aku mengganti bempernya. Karena baretnya cukup parah. Oke, kubilang ayo kita ke bawah langsung untuk mengamati baretnya, karena tadi aku bahkan belum sempat melihat baret. Saking buru-burunya untuk masuk kantor. Aku hanya bilang ke seorang sopir yang telah melihat perbuatanku, minta orangnya nyari aku aja, aku buru-buru, gitu. Bahkan aku enggak sadar kalau mobilnya Avanza. Aku kira Taruna hehehe.

Untuk baret di mobilku sendiri pun aku belum sempat lihat. Baru pada waktu kami turun itu aku amati. Aku ajak sopir bosku, dan seorang teman, supaya aku tidak sendiri. Lagipula dia mau minta ganti bemper masak? Asuransi aja enggak pernah ganti bemper, paling dipoles saja. Dan polesannya itu kayak asli pokoknya. Orangnya sih mintanya enggak galak, kesimpulannya orangnya cukup bisa diajak bicara. Biar bagaimana pun dia yang telah dirugikan oleh kesalahanku.

Aku tawari membayar ongkos klaim asuransi karena dia punya asuransi. Eh dia enggak mau. Ya udah, karena aku juga punya asuransi, dia lebih prefer aku yang klaim, trus mengganti kerugian pihak ketiga. Kita akan janjian kapan masuk bengkel asuransi nanti. Ya, syukurlah untuk sementara ini beres, tinggal repot claim aja. Dari waktu itu belum claim, wah udah banyak nih.. :((

Nah pusing kan kalau punya mobil? Belum lagi biaya perawatannya. Yang paling sederhana saja ganti oli. Wah sudah waktunya ganti oli nih aku. Sekali ganti sekitar 200 ribu. Kira-kira 2 bulan sekali harus ganti. Yang lain-lain berhubungan dengan bengkel.

Mudah-mudahan setelah beres dari asuransi dan mobilku udah cakep kembali, aku tidak menabrak/ditabrak lagi. Cukuplah itu semua untuk pelajaran buat pengendara baru. (amin)

Aku akan belajar lebih tenang. Pertama aku harus berdamai dengan 3 in 1. Aku sudah punya patokan untuk jam berangkat agar tidak kepagian dan tidak kesiangan. Karena nyebelin banget, kalau kepagian harus ngetem, tunggu jam 10. Kalau kesiangan dikit aja, pasti macet. Kalau before jam 7, pasti pulang malem juga, jadi akan kecapekan. (kalau tidak ada meeting, aku malas datang pagi-pagi sekali). Tadi itu gara-gara nganterin tetangga, jadi telat deh. Wes enggak usah dibahas lagi. Nanti orangnya baca, malah merasa bersalah hihihi. Biasa toh dalam berkendaraan terjadi kecelakaan. Itu bagian dari pembelajaraan agar jadi street wise. Belajarlah untuk berbesar hati dan tidak cengeng. Untuk menganggap masalah-masalah jadi kecil dan jangan panik. Jangan stress.

Comments

Popular Posts