Di kalangan para penulis dan pembaca sastra, nama Ucu Agustin sudah cukup dikenal. Coba saja search di Google dengan keyword Ucu Agustin, maka akan keluar berbagai media yang pernah memuat namanya.

Kebanyakan karena tulisan esai dan cerpen Ucu. Selain cerpennya sering dimuat di berbagai media, Ucu juga sudah mempunyai buku kumpulan cerpennya sendiri yaitu "Kanakar" yang terbit tahun lalu. Tapi melihat nama Ucu di sampul buku Metropop dengan gambar sampul yang ngepop banget?

Kami sebagai temannya saja terkejut. Ucu menulis metropop? Gak salah? Tapi semua itu ada ceritanya. Cerita singkatnya adalah setelah Ucu bertemu beberapa penulis metropop, yang lagi naik daun dan juga dapat banyak penghasilan dari situ, Ucu berkata pada dirinya sendiri "Gw juga bisa nih, nulis kayak gini."

Maka lahirlah Being Ing sebagai experimen pertama Ucu di bidang pop. Being Ing menceritakan hal yang tidak jauh dari kehidupan sehari-hari Ucu saat ini. Maka tak sulit bagi Ucu, cerita itu pun mengalir dengan lancar dan selesai beberapa bab dalam waktu 2 minggu. Meskipun sempat bingung dalam penokohan maupun membuat endingnya, akhirnya Being Ing selesai dengan manis dan menjadi bacaan yang sangat menghibur.

Saya beruntung termasuk salah satu orang pertama yang membaca naskah mentah Ucu. Pada saat itu baru 60 lembar, dan dalam beberapa menit sudah saya lahap. Karena ceritanya mengalir dengan sangat lancar dan penuh komedi yang cerdas. Bahasa yang digunakan pun bagus. Saya tertawa-tertawa sendiri membacanya.

Maka dari situ saya terus mendorong Ucu untuk menyelesaikan karya yang sebenarnya tidak terlalu membanggakan dirinya itu. Kebetulan pula saat itu Gramedia mengadakan lomba Metropop: Be A Writer kalau gak salah, maka Ucu pun bergegas menyelesaikan novellete-nya sesuai tenggat lomba itu agar bisa sekalian ikut lomba. Hasilnya? Ucu mendapat Juara Penulis Berbakat. Memang dia berbakat syiihhh :P

Jadi buat yang mencari bacaan pop yang beda, cobalah membaca Being Ucu (eh salah, maksud saya: Being Ing).

Comments

  1. ya, ya...ucu emang pribadi yg unik bg temen-2nya. dia itu kadang parno, suka mengecilkan dirinya sendiri. dan being ing memang tak cukup membuatnya bangga. setidaknya pada awalnya, bahkan sampai ketika sudah memenangkan lomba di gramedia itu. tapi, setelah acara diskusi dan peluncurannya, rabu kemarin, ucu tampaknya mulai sadar bahwa berkarya itu pertama kali bukanlah mengotakkan diri dalam sastra atau pop, melainkan lebih ke hasil dari sebuah proses kreatif yg dijalani dengan tulus dan sungguh-sungguh. meskipun being pop, tapi aku tak yakin ucu mengerjakannya tanpa kesungguhan. saya ikut bahagia melihat dia bahagia bahwa banyak sekali orang yang datang ke acara dia kemarin. sampe nirwan dewanto juga datang, menenteng-nenteng dunia di kepala alice -kumcer ucu yang jg diluncurkan malam itu, dan meminta tanda tangan pada penulisnya. aku ingin ucu tahu, bahwa diantara kita, dia itu panutan, pemacu semangat dan teman diskusi yang tiada duanya. selamat buat ucu.

    ReplyDelete
  2. Halah, Myumyu!!!!
    Bisa aja ah kalian!
    Hiks


    Luv yu!
    Mwuah :p

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts