Dunia di Kepala Ucu Agustin

Dunia di kepala Ucu Agustin adalah dunia yang indah dan luas, dunia yang mencakup semua lapisan dan kelompok manusia yang ada. "Dunia di Kepala Alice," kumpulan cerpen kedua Ucu Agustin, setelah Kanakar (2005), adalah representasi dari dunia itu.

"Untuk hantu yang selalu menggeranyangi kepalaku; absurditas," demikian tulis Ucu di halaman pertama bukunya. 11 cerpen di dalamnya, banyak berisi hal-hal yang absurd, yang sebenarnya tidak hanya exist di dalam kepala Ucu, tetapi ada dalam kehidupan kita sehari-hari.

11 cerpen itu sudah pernah tersebar di mana-mana. Termasuk majalah Playboy, Femina, koran Media Indonesia, dan Koran Tempo. Dibanding Kanakar, Dunia di Kepala Alice menurut saya lebih kuat dan lebih dekat. Saya bisa memahami sebagian besar cerita di dalamnya, dibanding ketika membaca Kanakar, semua terasa "Jauh."

Ini tentu saja komentar seorang pembaca awam, bukan pembaca sastra. Kurasa karena itulah Gramedia Pustaka Utama (GPU) mau menerbitkan buku kumpulan cerpen ini. GPU tentu saja lebih suka menerbitkan buku yang populer, karena pembeli buku sastra tidak banyak.

Cerpen-cerpen itu adalah: Vacuum Cleaner, Dunia di Kepala Alice, Origins, Giring Angin, Ismael Penjahit Hati, Kisah Seorang Perempuan yang Bertemu Roh, Semalam, Penelan Cahaya, Lelaki yang Menetas di Tubuhku, Mengapa Kau Menari, Pierr?, Indigo, dan Amoretti, Kisah Labu yang Jatuh Cinta pada Serigala.

"Di antara penulis muda, Ucu Agustin adalah salah satu favorit saya. Cerpennya adalah dongeng dengan perkara kontemporer, yang mengaburkan batas antara dunia khayal dan nyata, mitos dan modernitas, dunia kanak dan dewasa," demikian komentar Ayu Utama di cover belakan buku Ucu.

Komentar Kurnia Effendi lebih menarik: "Di 'tangan' Ucu Agustin, dunia menjadi demikian luas, namun sekaligus renik. Ia, sebagai pengarang, telah mengawetkan kebebasan jiwa kanak-kanaknya---cara yang didambakan banyak kreator---mengembara di antara yang nyata dan khayali. Oleh karenanya, diam-diam Ucu telah memperkaya khazanah dongeng melalui bahasa dewasa dengan pelbagai keganjilan yang memesona: cerita-cerita yang tak merasa bersalah."

Komentar saya sendiri: Buku ini pantas dibeli dan dikoleksi. Buku ini bisa menjadi sumber inspirasi karena kekayaan bahasa dan keluasan dunia di dalamnya. Dan komentar ini tidak ada hubungannya dengan kenyataan bahwa ini adalah buku pertama yang memuat namaku di dalam Ucapan Terima kasih.

Comments

  1. Ah Mei..., dikau bisa ajah!
    Ay lap yu selalu
    untukmu.

    Gue kalau nggaknulis, gila kali Mei.
    Sekarang ajah ketawa-ketawa nggakjelas mulu. HIhihi

    ReplyDelete
  2. Anonymous11:42 AM

    Ucu tuh kalo dipuji suka tersipu malu, huahahaha.
    Tapi gue suka cerpen2 di Dunia di Kepala Alice. Bikin merinding bacanya :)
    Ayo dong, Mei, kapan dikau bikin buku? Secara gue udah jd fans sejak hampir 10 th lalu :p

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts