Sleepless Warriors

Di balik selimut malam yang semakin tebal dan semakin gelap, di dalam gedung-gedung apartemen, di balik jendela kamar-kamar tidur rumah real estate, bahkan di dalam kamar-kamar kos di Jakarta saat ini, banyak yang tidak bisa tidur. Banyak yang tidurnya tidak nyenyak, tidak jarang juga yang terjaga sama sekali. Merekalah para prajurit dotcom yang saat ini kembali ke medan perang.

Ya. Genderang perang di medan dotcom kembali ditabuhkan. Para prajurit mulai merapatkan barisannya, mulai berkonsolidasi, mulai memikirkan langkah-langkah strategis dan inovasi. Pemain yang tadinya sendiri, kini mulai mendapatkan pesaing-pesaing yang tidak bisa diremehkan.

Bayangkan Anda adalah pemimpin redaksi Detik.com. Bisakah Anda tidur nyenyak dengan datangnya Okezone.com, meskipun pemain baru, namun didukung oleh grup media terbesar di Indonesia.

Bukan hanya itu, Okezone telah cukup banyak mengambil SDM Detik, yang sudah sangat lama menjadi tulang punggung Detik---masalahnya menurut saya bukan Detik menjadi lemah karena kehilangan beberapa orang itu---tetapi orang-orang yang diambil itu sudah tahu cara kerja yang sudah turun-temurun di Detik. Detik mau tidak mau harus segera meluncurkan inovasi-inovasi, jurus-jurus baru yang selama ini disimpan pun sudah dikeluarkan.

Detik meluncurkan DetikTV, DetikFoto, membenahi suara pembaca sehingga semakin interaktif dan mendorong partisipasi pembacanya. Beberapa langkah ini saja sudha menempatkan dia di depan Okezone.

Namun, itu saja tidak cukup. Basis utama kedua media itu adalah breaking news. Yang terutama harus dijaga Detik adalah terus mempertahankan kinerjanya menjadi yang nomor satu dalam kecepatan berita. Jangan sampai kalah dengan TV, radio, apalagi media online yang lain. Nah, inilah yang membuat teman saya, seorang wartawan Detik, tidak bisa tidur.

Tidurnya mulai terganggu oleh pikiran-pikiran yang terus sibuk dalam otaknya. Harus selalu menjaga sumber-sumber informasi, cek media-media lain, pandai mengembangkan issue, pandai menciptakan trend---itulah salah satu keunggulan Detik yang membuatnya tidak mudah disaingi.

Betapa indahnya kompetisi. Dia memaksa kita untuk terjaga terus, waspada terus dan selalu inovatif. Sedikit saja kita lengah, adalah kesempatan yang ditunggu-tunggu kompetitor. Sedikit saja kita mengecewakan konsumen, dengan mudah mereka pindah ke toko sebelah. Semua itu menjadi semakin mudah di internet.

Kalau melihat kondisi saat ini, masih jauh rasanya bagi Okezone untuk mengejar Detik. Terutama karena Detik mempunyai SDM-SDM yang seperti teman saya tadi. Kalau dari sisi teknologi dll, maka akan relatif lebih mudah untuk disaingi. Tetapi bagaimana menciptakan SDM beretos kerja tinggi dan juga selalu inovatif---hal ini bukan hal yang bisa dicapai dalam beberapa hari. Itu adalah hasil interaksi dengan perusahaan selama bertahun-tahun.

Comments

Popular Posts