Kamu mempunyai daftar tempat-tempat yang harus kamu kunjungi sebelum kamu mati, bahkan kamu telah membeli peta besar yang telah kamu tanda-tandai; tapi di penghujung setiap hari, kamu menyadari, kamu hanyalah bekerja untuk memenuhi apa yang diharapkan orang atas sebutan yang kamu sandang di belakang namamu; dan kamu tidak pernah meninggalkan tempat itu selama bertahun-tahun.

Dalam setiap ulang tahunmu kamu meniup lilin yang jumlahnya selalu bertambah sehingga kamu selalu terkejut akan banyaknya lilin-lilin itu setiap kali kamu menghitungnya; dan mereka mendoakan agar impianmu menjadi nyata. Kamu pun teringat kembali untuk mencari impianmu yang telah hilang itu, dan akan rencana-rencana yang batal karena berbagai alasan, gagasan-gagasan yang tertimbun tanah dan kaulupakan begitu saja. Kamu tambah tua pada hari itu, tapi kamu merasa tambah muda, karena impian-impianmu.

Namun keesokan harinya sudah ada kewajiban yang menantimu: kamu harus bangun pagi, harus berpakaian rapi, harus pergi ke tempat tertentu, menempuh kemacetan, menjalankan serangkaian projek seperti seharusnya, bertemu beberapa orang untuk mencapai sesuatu, menjalankan suatu peran yang sewajarnya, dan kembali terjerat dalam belenggu yang lama-lama semakin kuat: kamu tidak tahu lagi bagaimana lepas darinya.

Comments

  1. Anonymous12:56 PM

    Judulnya mana? isinya menarik tapi perlu judul.

    salam,
    nude

    ReplyDelete
  2. Makasih Nude, belum kepikiran judulnya. Biarin aja deh begitu...

    ReplyDelete
  3. Anonymous12:14 PM

    hehehe mereka yang memisahkan mimpi dan kerja ya seperti ini. Akan merasa sakit.
    Padahal kerja dan mimpi itu sebuah rangkaian, sebuah perjalanan yang tidak terpisahkan.

    ReplyDelete
  4. dear anonymous, tulisan ini bukan tentang siapa-siapa. Hanya gambaran tentang seorang yang selalu terjerat deadline dalam pekerjaannya sehingga berlibur baginya hanya impian. Saya menulisnya agar hal itu tidak terjadi pada saya. Menurut saya bahkan pekerjaan yang paling menyenangkan di dunia pun perlu break. Google saja memberikan 20 persen waktu untuk karyawan melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri. Itu berarti perusahaan mengakui adanya tujuan personal yang berbeda dengan tujuan organisasi, selain adanya tujuan bersama yang dicapai bersama-sama karyawan dengan perusahaan.

    ReplyDelete
  5. Anonymous12:08 PM

    kalo gitu judulnya: tanpa judul xixixi...

    ReplyDelete
  6. Anonymous3:52 PM

    Judulnya: Mimpi yang Terjerat

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts