Kota Seribu Gereja (dan Kuburan Mewah)

Sepanjang perjalanan dari Medan ke Danau Toba, maupun dari Danau Toba ke Brastagi, salah satu hal yang sangat mencolok dari pemandangan yang aku saksikan dalam perjalanan adalah banyaknya gereja (dan kuburan mewah juga). Gereja di sini bagaikan mesjid di kebanyakan kota lain di Indonesia. Mereka menjadi ruang publik utama bagi masyarakat di sekitarnya.

Maka tidak heran bila banyak gereja-gereja kecil di desa-desa. Gereja dengan segala bentuk dan rupa. Gereja dengan segala aliran: Katolik, HKBP, GBIP, dll. Ada yang mewah dan juga ada yang sangat-sangat sederhana. Semua itu bagiku adalah pemandangan yang memukau, karena aku belum pernah mengunjungi sebuah kota di Indonesia yang banyak gerejanya.


(gereja HKBP Tomok, Pulau Samosir)

Pada hari Jumat Agung aku juga berkesempatan menyaksikan umat Kristen Batak yang berjalan menuju gereja kecilnya di pedesaan. Mereka mengenakan pakaian tradisional Batak lengkap dengan ulos dan berwarna hitam-hitam. Pada hari Jumat Agung karena merupakan peringatan meninggalkan Yesus Kristus, maka umat Kristen dan Katolik seringkali mengenakan pakaian hitam-hitam bila ke gereja.
(Rombongan pulang gereja dipotret dari mobil, jadi agak blurred)

Selain gereja yang mencolok juga adalah kuburan-kuburan Kristen Batak yang "wah." Seperti kuburan Cina, kuburan Kristen Batak ini cukup besar dan dibangun dengan ciri khas Batak maupun Kristen (ada tanda salib yang besar). Entah apa filosofi yang mendasarinya sehingga katanya ada yang membangun kuburan lebih mahal dari rumahnya sendiri ketika dia masih hidup.

Graha Maria Annai Velangkanni


Dan kalau kamu Katolik, ada satu gereja yang tidak boleh dilewatkan, yaitu gereja yang dinamakan Graha Maria Annai Velangkanni. Gereja ini baru dibangun September 2005 oleh seorang Pastor keturunan India bernama Pastor James.

Beberapa hari setelah diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara, timbul suatu keajaiban. Sesuai dengan mimpi Pastor James, ditemukan mata air tepat di bawah patung Bunda Maria yang berada di kapel. Sumber mata air ini diyakini sebagai keajaiban, karena bagaikan tidak pernah habis, air ini dapat diambil oleh siapa saja yang datang ke gereja ini. Umat percaya air suci ini mempunyai kuasa untuk menyembuhkan orang yang sakit. Di bawah patung Bunda Maria ini pula banyak umat berdoa menyampaikan permohonan mereka kepada Tuhan.

Selain cerita mengenai keajaibannya, gereja ini juga sangat unik penampilannya. Setahu aku hanya ini gereja Katolik yang dibangun dengan gaya India, dengan pagoda di atasnya. Gereja ini berada di kota Medan, kira-kira 30 menit dari Bandara. Karena keunikan dan keajaibannya itu tidak heran gereja ini menjadi salah satu tujuan ziarah favorit umat Katolik.

Tentu saja aku tidak melewatkan mengambil dan mencicipi air suci tersebut. Langsung diminum dari kerannya dan memang terasa sangat segar dan murni.

Babi Panggang

Tidak ketinggalan, satu lagi hal lain yang memberi suasana berbeda dari kebanyakan kota di Indonesia adalah maraknya warung-warung yang menjual Babi Panggang. Mungkin babi panggang adalah makanan sehari-hari seperti gudeg di Yogya, soalnya ada juga warung pinggir jalan yang menyediakan babi panggang dengan tempat makannya lesehan dan menghadap pemandangan pedesaan (serasa di Bandung somewhere gitu)

Babi panggang yang terkenal juga ada singkatannya, yaitu BPK (Babi Panggang Karo). Saking banyaknya warung seperti ini sehingga ada warung-warung tertentu memasang tulisan seperti "Rumah Makan Islam." Artinya "Halal" kalau di Jakarta.

Comments

Popular Posts