FSP Tahun Ini

Setiap tahun ada seseorang yang selalu rajin mengajak dan membujuk temannya untuk pergi menonton festival sinema perancis (FSP), without much success. Seseorang itu adalah aku. Dan terutama untuk tahun ini, FSP terasa semakin sepi peminat.

Sorry aku baru nulis sekarang, padahal FSP sudah berlalu 2 minggu yang lalu. Sejak pindah kantor entah kenapa ada kemalasan yang luar biasa untuk nulis blog. Untunglah hari ini setelah aku melihat Page Rank blog ini kembali 3 (sebelumnya pernah turun jadi 2) aku bersemangat lagi untuk mengisinya.

Dalam 2 minggu berlangsungnya FSP aku hanya sempat menonton 4 film: Serko, Mauvaise foi, Dragon Hunter, dan Les Deux Mondes.

Menonton film Perancis bagiku amat menyegarkan di sela-sela kebosanan mononton film Hollywood yang gayanya begitu-begitu saja. Menonton film-film di atas juga mengajak kita travel ke tempat-tempat yang jarang disuguhkan dalam film Hollywood.

Misalnya saja film Serko yang mengambil latar Kazakhtan di tahun 1800-an. Pemandangan yang disuguhi sungguh spektakuler. Film ini adalah produksi Perancis yang mengambil setting di Irkutsk, Rusia. Dari sisi cerita tidak ada yang istimewa, hanya mengenai perjalanan seorang anak muda untuk menemui Tsar di St Petersburg. Bayangkan seorang yang melakukan perjalanan jauh pada saat belum ada infrastruktur transportasi apapun. Hanya dengan berkuda, menempuh perjalanan selama lebih dari 60 hari. Kuda itu bernama Serko dan dia sampai mendapat penghargaan dari tsar. Bagi aku perjalanan itu sendiri sangat luar biasa.

Film-film Perancis juga memberi kita wajah-wajah yang berbeda dengan artis-artis Hollywood. Wajah-wajah Eropa, Rusia, Mongol, semua bisa dilihat.

Film Mauvaise Foi menarik juga. Ini adalah film komedi tentang hubungan asmara seorang keturunan Arab dengan keturunan Yahudi, di tengah ketegangan Israel-Palestina.

Film Dragon Hunter produksi Perancis dan Jepang adalah film animasi yang sangat keren. Film ini tentang persahabatan dan cocok untuk anak-anak. Soundtrack-nya keren-keren, terutama pada saat mengharukan ketika Gwizdo berselisih dengan tokoh
utama Lian-Chu.

Film yang terakhir, Les Deux Mondes, agak-agak aneh. Konyol, khas komedi Perancis. Ceritanya tentang seorang penjual dan tukang reparasi lukisan yang bangkrut karena tokonya kebanjiran. Pada saat yang sama ditinggal istrinya yang selingkuh, lalu menemukan kebebasan di dunia yang lain, dalam waktu yang lain ketika masih ada suku-suku primitif. Cukup menghibur...

Comments

Popular Posts