Penyusunan KPI dan Kompetensi



Penyusunan KPI (Key Performance Indicator) yang baik adalah jantung dari setiap keberhasilan organisasi. Dengan adanya KPI yang baik setiap karyawan mempunyai guidance dalam memberikan kinerja terbaiknya, dan organisasi memastikan dapat terus mendorong kinerja karyawan untuk selalu mencapai kemajuan.

KPI yang baik mencerminkan tujuan organisasi, KPI diturunkan dari tujuan organisasi tersebut. KPI juga harus bisa diukur dan mempunyai pertimbangan jangka panjang. Menyusun KPI yang baik tidak mudah, namun itulah tantangan manajemen.

Menurut aku ada beberapa elemen yang perlu ada dalam penyusunan KPI:

1. Company Goal/Tujuan perusahaan
2. Company Value/Nilai-nilai dan budaya perusahan
3. Layanan inti perusahaan
4. Competency yang dibutuhkan
5. Ukuran-ukuran yang jelas

Untuk menyusunnya tentu saja diperlukan duduk bareng dengan manajemen maupun karyawan yang bersangkutan. Mengenai poin-poin yang lain aku tidak akan membahas di sini. Dalam tulisan ini aku ingin memusatkan pada poin 4 yaitu mengenai Competency.

Dalam Competency-Based Human Resources (CBHR) yang sedang tren saat ini, kemajuan karir seseorang tidak lagi ditentukan oleh usia, hirarki, dll tetapi benar-benar murni oleh kompetensinya. Misalnya, tidak menutup kemungkinan staf aku bisa melejit karirnya melebihi aku, padahal aku jelas lebih senior dalam hal pengalaman dan usia. Rasa sungkan untuk maju melebihi senior kita akan perlahan-lahan musnah dengan semakin berkembangnya budaya CBHR ini.

Nah sekarang, apa itu kompetensi? Hal ini juga sering ditanyakan dalam rubrik konsultasi di PortalHR.com.

“Competence is a standardized requirement for an individual to properly perform a specific job,” demikian definisi Wikipedia. Kompetensi adalah hal-hal yang dibutuhkan seseorang untuk dapat mengerjakan pekerjaan tertentu.

Kompetensi terdiri dari knowledge, skill, dan attitude yang diperlukan untuk mendukung pekerjaan seseorang. Setiap perusahaan harus menyusun model kompetensi untuk setiap posisi. Knowledge apa saja yang dibutuhkan, skill, dan juga yang tidak kalah penting adalah attitude.

Dari masing-masing elemen itu ditentukan success factor-nya, yaitu factor apa yang menentukan kesuksesan selama ini. Ini banyak berkaitan dengan core competency organisasi.

Lagi-lagi dari Wikipedia:

Core competency is something that a firm can do well and that meets the following three conditions:
1. It provides consumer benefits
2. It is not easy for competitors to imitate
3. It can be leveraged widely to many products and markets.
A core competency can take various forms, including technical/subject matter know how, a reliable process, and/or close relationships with customers and suppliers (Mascarenhas et al. 1998). It may also include product development or culture, such as employee dedication.

Setelah semua poin di atas sudah di-mapping, yang penting selanjutnya adalah menyusun cara mengukurnya. Apa pun itu, kuantitatif maupun kualitatif, harus bisa measureable. Karena, hanya sesuatu yang bisa diukur yang bisa ditingkatkan. Selamat belajar menyusun KPI !

Comments

Popular Posts