Tantangan HR Menyiapkan CEO



Setelah pada event pertama Paulus Bambang menantang para HR untuk berani menjawab tantangan CEO dengan menggunakan bahasa yang digunakan CEO, kali ini dalam acara Good Morning Partner 2, HR kembali ditantang untuk menjadi bagian terpenting dalam mempersiapkan pemimpin masa depan.

Dibanding GMP 1, GMP 2 jauh lebih menarik. Dari sisi audience maupun dari sisi pembicara. Audience kali ini lebih banyak daripada GMP 1, meski forum tetap dijaga tidak terlalu besar karena ini adalah forum breakfast yang santai, audience tidak banyak-banyak, 50 saja.

Materi yang dibawakan pembicara utama (Paulus Bambang) jauh lebih menarik, menggigit, memukau. Meskipun leadership adalah topik yang selalu menarik, tetapi dibawakan oleh Paulus Bambang, yang berhasil memadukan berbagai teori yang ditemuinya di buku-buku dengan pengalaman pribadinya yang sangat berharga itu, semua menjadi semakin menarik.



Tidak heran selama satu setengah jam semua peserta bagaikan tersihir dalam satu gelombang yang sama, tanpa sedikit pun mengalihkan fokus ke tempat lain. Paulus Bambang membuat mereka terus-menerus mengangguk-angguk bagaikan mengamini pendeta yang sedang berkhotbah. Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan keseharian pak Paulus sebagai seorang pendeta Kristen---materi yang disampaikan beliau memang sangat menggugah.

Krisis kepemimpinan terjadi di mana-mana dan dalam setiap waktu. Fakta bahwa tidak semua orang bisa menjadi pemimpin seperti ditegaskan Ram Charan dalam buku Leaders at all levels (John Wiley & Sons, Inc, 2008) menjadikan pencarian pemimpin adalah tugas yang tidak pernah berhenti.

Seorang pemimpin secara alamiah berbeda dari orang-orang lain. Mereka berpikir dan bertingkah berbeda dengan lingkungan sekitarnya. HR harus selalu mempertajam kemampuan observasi untuk bisa menemukan orang-orang aneh ini. Dengan berkelakar, Paulus mengatakan seorang yang tampil beda, pilihannya ada dua, apabila bukan menjadi CEO maka dia akan menjadi preman.

Kabar baiknya adalah kita sebenarnya tidak pernah kekurangan raw talent. Kualitas raw talent dapat ditingkatkan melalui pendidikan dan pengalaman dalam dunia kerja yang sebenarnya.

Kesalahan selama ini dalam mencari pemimpin adalah kita selalu mencari superman. Padahal tidak ada superman, setiap talent memiliki kelemahan dan kekuatannya masing-masing. Dan dalam setiap fase perkembangan bisnis ternyata membutuhkan karakter pemimpin yang berbeda-beda.

Dengan pengalamannya selama ini, Paulus mendefinisikan 7 jenis karakter pemimpin yaitu: Dreamer, Architect, Builder, Sharper, Inventor, Harvester, dan Operator.

Tipe Dreamer adalah pemimpin yang fokus pada masa depan, selalu visioner dan menggunakan pendekatan jangka panjang, memiliki banyak ide kreatif dan inovatif.

Ciri-ciri tipe ini adalah kata-kata favoritnya seperti : masa depan, visi, misi, investasi, inovasi, hal baru yang harus dilakukan.

Tipe Architect adalah pemimpin yang mampu membuat blue print yang jelas, road map, flowchart dan fase transformasi dalam perusahaan. Pendekatannya tahapan demi tahapan.

Kata-kata yang disukainya misalnya Framework, blue print, fase, dimensi.

Tipe Builder dapat mengeksekusi rencana dengan baik dan perhatiannya sangat detil terhadap progres dalam setiap fase. Dia akan memeriksa setiap detil untuk mencari kemungkinan mempercepat proses.

Kata-kata favoritnya seperti activity plan, control points, resources, budget, delivery, kualitas, action.

Tipe Sharper pandai meningkatkan efektifivitas dan efisiensi dalam proses bisnis internal dan membangun sistem untuk lebih memuaskan konsumen sehingga meningkatkan daya saing.

CRM, SCM, MCM adalah sebagian kata yang disukainya dan dia juga suka mengimplementasikan tools-tools baru seperti TQM, BSC dan 6 sigma.

Inventor memiliki kemampuan untuk menangkap peluang yang ada di depan. Selalu memiliki ide baru untuk diterapkan di pasar, untuk memenangkan persaingan, dan menutup deal.

Kata-kata yang disukainya: fight, negotiate, close the deal, do it now, discount, package deal.

Harvester merajut cakrawala baru dalam perusahaan, mencari kurva S kedua, kemampuan mengganti arah perusahaan dengan mendapat dukungan dari semua bawahan.

Cara mengenali tipe ini adalah mereka sering mengatakan changing the rule of the game, new ways of doing new things, new product, new projects.

Tipe terakhir, Operator bekerja berdasarkan goal dan target yang sudah ditentukan. Mengelola resource dan tim dan administer dengan detail.

Mereka suka mengatakan KPI, target, goal, review, outlook, corrective action, formulir, SOP.

Termasuk tipe manakah Anda? Mudah-mudahan Anda adalah tipe pemimpin yang sesuai dengan masanya. Dan tugas HR adalah mengidentifikasikan talent ini sedini dan setepat mungkin.

Selain Paulus Bambang pembicara lain adalah Lucia Nani, HR Director HM Sampoerna yang menggantikan Yos Ginting. Sharing session dari bu Lucia menjadikan acara GMP semakin kaya, dan diharapkan pada kesempatan berikutnya akan ada lagi sharing session dari perusahaan-perusahaan yang lain.

Comments

Popular Posts