Hari Kedua: Kuala Perlis-Langkawi



Banyak cara menuju Langkawi, sebuah pulau di sebelah barat peninsula Malaysia, yang sudah tidak jauh dengan perbatasan Thailand. Kami memilih Kuala Perlis karena dari sini jarak penyeberangan dengan ferry paling pendek. Harga tiket bus KL-Kuala Perlis 42,8 RM.

Perjalanan dari KL menuju Kuala Perlis memakan waktu sekitar 7-10 jam, tergantung supirnya. Kami dijadwalkan tiba di Kuala Perlis keesokan paginya pukul 07.30, tetapi you know what? Pukul 04.30 kami sudah sampai. Dasar sopirnya tukang ngebut. Pantas aja aku gak bisa tidur dalam perjalanan itu, menjelang tiba baru saja mulai terlelap, eh tiba-tiba harus dibangunkan dengan paksa karena sudah tiba.

Pukul 04.30 pagi kehidupan di sana belum bermula. Semuanya masih gelap gulita, tidak ada bangunan yang menyala. Untunglah kami diberitahu seorang Malaysia yang baik hati, yang sebenarnya hendak menawarkan penyewaan mobil, bahwa di dekat situ ada kantin yang sudah buka. Yah boleh deh, daripada duduk di terminal yang gelap itu. Ternyata kantin itu adalah di depan jetty point untuk naik ferry. Ketika kami tiba mereka baru bersiap-siap untuk buka. Yah, minimal bisa duduk sejenak menunggu jetty point yang buka pukul 07.00.

Setelah pukul 07.00 baru terlihat ada keramaian di jetty point itu. Ferry pertama berangkat pukul 07.30. Harga tiket ferry 18 RM. Ternyata ferry-nya jauh juga, jaraknya 1 jam perjalanan. Kesempatan deh, buat tidur.

Langkawi

Dulu (mungkin sekitar 10 tahun yang lalu) ada sebuah film Mandarin yang diperankan Richie Ren yang mengambil lokasi syuting di sebuah pantai di Langkawi. Melihat keindahan pantai di film itu, banyak yang ingin mengunjungi Langkawi. Termasuk saya.

Kami tiba di Langkawi sekitar pukul 08.30. Untunglah di sini kami sudah book hotel sebelumnya, khawatir tidak mendapatkan kamar. Di jetty point kami sarapan dulu, santai-santai dulu sambil membicarakan itenary. Hari ini sudah dua kali makan roti canai, tadi di Kuala Perlis, dan sekarang di Langkawi. Roti canai di sini enak-enak, murah lagi. Rata-rata 1 porsi 1 RM (sekitar Rp 3.200). Demikian pula teh tarik. Enak banget, dan fresh! Harga rata-rata 1 - 2 RM (Ringgit Malaysia).

Setelah itu, kami pun check in dan segera bersih-bersih. Ternyata, hotel yang kami pesan dari internet ini, tidak terletak di dekat pantai, tetapi deket kota. Nama hotelnya Bayview Hotel. Dekat hotel ini banyak toko duty free yang menarik.

Mengapa Langkawi, selain pantainya yang indah, di sini juga surga duty free. Jadi, buat yang tujuannya berbelanja, bolehlah menginap di hotel tempat kami menginap itu. Bagi yang lebih suka kamar hotel/motel/penginapannya menghadap pantai, datanglah ke Pantai Cenang. Di sini ada sebuah daerah pantai dengan cafe-cafe seperti typical sebuah pusat keramaian daerah pantai, seperti Kuta, Phuket, Samui, dll. Hanya saja, skalanya tidak sebesar ketiga contoh yang saya sebutkan.

Di sini ada cafe-cafe, restoran seafood, toko-toko souvenir, kantor tour, dll. Beberapa cafe menyediakan tempat duduk di pantai, dengan kaki kita menyentuh pasir Langkawi yang sangat putih dan halus. Rasanya terasa sangat lembut, bagaikan emas putih, hehehe.

What to do in Langkawi?

Setelah berdandan rapi, mulailah kami mengeksplor Langkawi. Transportasi di Langkawi agak merepotkan, tidak ada bus. Disarankan sih menyewa mobil, 50 RM satu hari, tetapi harus nyupir sendiri. Tidak ada yang mau menyetir di antara kami, jadi ya udah, terpaksa deh naik taksi ke tujuan-tujuan kami. Di sini taksinya sudah memiliki harga yang standar, jadi tidak perlu kuatir. Mereka punya list harga dari sini ke sini dengan berapa jumlah penumpang, dll. Daftar harga ini bahkan bisa kita tanyakan di hotel.

Hari pertama kami mengunjungi Langkawi Cable Car, di mana kita bisa naik cable car (30 RM) ke atas puncak gunung untuk menikmati pemandangan yang luar biasa di bawah. Tidak hanya cable car, di atas puncak Makcincang ini dibuat sebuah jembatan yang sangat spektakuler, dan tempat menikmati pemandangan. Semua fasilitas ini belum lama dibangun, merupakan salah satu masterpiece terakhir perdana menteri sebelum Najib Razak yang baru terpilih belum lama ini.

Ini menunjukkan keseriusan Malaysia di bidang pariwisata. Promosi-promosi mereka di luar negeri juga sangat heboh. Banyak orang Taiwan sangat penasaran ingin datang ke Malaysia.

Setelah puas menikmati pemandangan dari ketinggian 7,000-an meter di atas permukaan laut, kami pun nyambung lagi naik taksi ke pantai Cenang. (Dari Makcincang ongkos taksi ke sini 26 RM).

Di sini juga banyak toko duty free. Yang menurut aku sangat mengagumkan adalah koleksi minuman beralkohol serta coklat. Aku sempat merasa bagaikan sudah mati dan masuk surga di salah satu toko minuman. Belum pernah aku melihat minuman yang begitu banyak, begitu lengkap, begitu indah, berkilauan dengan botol yang bentuknya lucu-lucu.

Harganya pun murah. Jauh lebih murah daripada di Indonesia. Namanya juga duty free, bebas pajak. Kita bisa memperoleh red wine (yang kayaknya cukup baik---maaf aku tidak begitu menguasai dunia wine) dengan harga di bawah Rp 100.000.

Koleksi cokelatnya pun tidak kalah. Cokelat-cokelat impor, mostly. Cokelat dengan liquor pun, begitu lengkap. Sebut saja, Jack Daniel, Remy Martin, Contreou, Southern Comfort, wah, apa lagi ya, maaf sekali lagi, enggak terlalu menguasai, semua ada versi cokelatnya. Bungkusnya pun cantik-cantik.

Ada juga semua koleksi minuman beralkohol itu dalam bentuk mini. Botol-botol kecil sekecil botol parfum. Aduh, lucunya... Rasanya pengen dibawa pulang semuanya... tapi mau taruh di mana? Seandainya punya rumah yang bagus dengan bufet yang bagus pasti cantik buat dipajang di sana. Tetapi untuk membawa pulang minuman beralkohol juga ada batasnya.

Untuk keluar dari Langkawi, minimal kita harus menginap 2 x 24 jam di Langkawi untuk mendapatkan bebas pajak. Ketika keluar dari Langkawi ada petugas yang memeriksa. Tunjukkan tiket (ferry) ketika datang ke Langkawi atau bon hotel untuk membuktikan Anda tinggal lebih dari 2 hari. Bila tidak, Anda harus membayar pajak minuman. Bila Anda cuma stay 1 hari, mintalah kerjasama orang hotel untuk membuatkan bon 2 hari. Biasanya bisa kok...

Untuk keluar dari Malaysia, minuman itu sebaiknya dimasukkan ke dalam bagasi. Untuk hand carry ada batas 1 liter untuk wine, untuk alat-alat kosmetik biasanya 100 ml.

Aku membeli sebotol red wine jenis Merlot dan beberapa cokelat liquor. Setelah capek belanja, kami duduk di salah satu cafe yang menghadap pantai, atau persisnya berada di pantai, menikmati sore yang indah sambil minum bir dan ngemil french fries, menunggu turunnya sang surya (sunset). Adakah yang lebih menyenangkan dari ini? Angin semilir membuai, musik pantai mengalun dari kejauhan, pemandangan yang indah, beberapa orang bermain banana boat dan parasailing. Pantai ini tidak terlalu ramai, tidak seperti Phuket/Kuta/Pattaya, di sini lebih sepi.

Sekitar pukul 20.00 kami pun makan malam di Lucky Seafood yang tidak jauh dari sana. Ini adalah restoran seafood ala Chinese, masakannya enak-enak, cocok dengan seleraku. Kami memesan tim ikan yang cukup mewah. Beginilah cara yang indah mengakhiri hari ini.

(bersambung)

Comments

  1. Anonymous3:09 PM

    sopirnya ngebut? jangan2 TKI dari Indonesia :D

    ReplyDelete
  2. Saya lebih suka dengan pantai yang tidak terlalu ramai malah....
    salam

    ReplyDelete
  3. Anonymous4:41 PM

    budget utk ke langkawi selama 2 hari kira2 berapa minimal(diluar oleh2)?

    ReplyDelete
  4. Hi nopanngluyur.. cari-cari file lama saya, udah gak ketemu tuh file budgetingnya.. total 2 hari bisa dikira-kira dari biaya2 di atas.. maap yak

    @Anonymous dan Asia Hotel Review, makasih ya dah mampir dan komen... :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts