Hari keempat dan kelima: KL-Genting-KL



Setiba di KL, tugas pertama adalah mencari hotel. Jangan ditiru ya, kalau mau travel nanti sebaiknya booking hotel terlebih dahulu. Terutama di KL pada akhir pekan, ternyata cukup sulit mencari hotel. Singkat cerita, akhirnya kami memilih sebuah hotel yang agak jauh dari keramaian---karena semua hotel di daerah Bukit Bintang penuh---tetapi dekat LRT (MRT-nya Malaysia). Hotel Maluri namanya, salah seorang teman telah membaca tentang hotel ini di internet.

Setelah beres-beres di hotel, kami pun keluar. Cari makan, cari info. Pada saat ini masih belum tahu bagaimana cara menuju Genting Highland. Sudah baca sih mengenai harus naik bus menuju Skyway lalu naik cable car untuk naik ke atas, tapi naik busnya di mana? Akhirnya, setelah tanya-tanya, ternyata kita harus kembali lagi kita ke Puduraya. Di sini memang pusat segalanya. Maka, kalau cari hotel disarankan dekat-dekat sini saja, terutama buat yang mau travel lagi ke kota-kota lain.

Tiket bus ke Genting Highlands 8,5 RM sekali jalan, sudah termasuk biaya cable car (5 RM). Jarak antara KL-Genting sekitar 1 jam, pada saat kami pergi agak macet karena wiken. Ini seperti Puncak-nya Jakarta deh, daerah pegunungan yang dingin yang
disulap menjadi pusat entertainment dan perjudian. Pada jam 11 ketika kami membeli tiket bus, bus selanjutnya yang available adalah jam 14.30. Karena itu, biar lebih aman kami pun langsung membeli tiket kembali ke KL, yaitu bus terakhir pukul 20.00.

Sebelum berangkat ke Genting ada waktu jalan-jalan di sekitar Puduraya, kami memilih mengunjungi Bukit Bintang lagi, daerah pusat perbelanjaan dan Chinatown. Di sini bisa mall-hopping, ada Pavillion, KL Plaza, Sungei Wang, dll. Bisa nyari Vincci di sini.

Genting

Ngapain sih ke Genting? Itu kan tempat judi. Yah, gitulah. Udah tahu begitu kami tetap mau datang, ya namanya juga belum pernah. Penasaran kan pengen tahu seperti apa, apalagi banyak orang Indonesia yang datnag ke sini.

Di sinilah pertama kali aku merasa sangat bosan dalam trip ini. Khususnya ketika berada di dalam Kasino-kasino yang gemerlapan. Alat-alat permainan beraneka ragam yang membuatku merasa asing karena tak satu pun kukenali. Roulette, jackpot, angka-angka besar dan kecil, angka-angka warna-warni, kartu, dadu berbagai bentuk, dan orang-orang mengadu nasibnya. Di sinilah tak satu pun kulihat wanita berjilbab (ya iyalah kaliii), tidak seperti di tempat-tempat lain di Malaysia.

Untuk sampai ke sini, selain apabila Anda naik mobil pribadi, maka harus nyambung pake cable car (setelah naik bus). Cable car-nya cukup jauh, sekitar 20 menit. Yang ini lebih slow dibanding cable car yang di Langkawi dan malah membuat aku lebih gugup. Kalau yang Langkawi aku santai-santai saja, bahkan sibuk motret ketika teman-teman pada ketakutan. Kalau cable car yang ini aku agak merasa khawatir dengan bunyi nget ngot nget ngot seperti besi tua ketika cable car digeret ke atas.

Karena sudah pesan bus pukul 20.00, maka waktu yang kita miliki cukup banyak. Sampai bingung mau ngapain lagi, liat kasino sudah, liat entertainment park sudah, keliling-keliling naik trem wisata untuk merasakan udara yang sejuk dan berkabut, sudah. Akhirnya, shopping lagi deh. Di sini ada toko yang menjual cemilan yang sangat lengkap, dan juga ada sebuah toko menjual teh Cina yang antik. Kami mencoba guilin kau yang enak banget. Harganya juga mahal, 8 RM satu mangkok bow.

Malam itu berakhir di Petaling Street, sebuah jalan yang ramai sekali dengan pedagang kaki lima dan toko-toko. Mirip seperti

Pasar Baru. Ini daerah Chinatown deh, banyak makanan Chinese yang enak. Ini bukan pertama kalinya kami mampir ke Petaling. Karena dekat dengan Puduraya, kadang sambil menunggu jadwal bus bisa mencuri waktu untuk jalan-jalan ke sini. Malam ini kami mencoba nasi claypot ayam, semacam nasi campur atau nasi hainam ayam yang dimasak langsung dan dihidangkan dengan claypot yang masih berasap-asap. Enak banget deh apalagi sehabis hujan, ditambah dengan semangkok sayur asin (ham choi).

Kuala Lumpur

Keesokan paginya, masih banyak waktu untuk jalan-jalan di KL sebelum say goodbye to Malaysia. Pukul 20.50 pesawat kami, itu berarti pukul 18.00 sudah harus berangkat ke airport.

Hari ini kami jalan di Suria KLCC, mal di bawah twin tower (menara Petronas) yang terkenal itu. Tempatnya menyenangkan, malnya bagus. Terutama yang membuat aku paling senang adalah Kinokuniya-nya. Boleh dibilang adalah tempat kedua dimana aku merasa sudah mati dan masuk surga hehehe (setelah toko minuman di Langkawi).

Setelah puas di sini kami pindah ke Jusco, sebuah dept store yang dekat dengan hotel kami. Kenapa ke sini? Karena di sini ada Vincci, dan dari kemarin udah masuk beberapa Vincci belum juga ketemu yang cocok.

Karena masih ada waktu, kami pun duduk di Old Town White Coffee, outlet ngopi milik Malaysia sendiri. Keren euy, tempatnya bagus, layak untuk jadi tempat kongkow, selevel Starbucks. Tapi guess what, harganya murah. 1 cangkir kopi 2,5 RM (kira-kira
8 ribu rupiah deh). Dan rasanya enak. Orang-orang Malaysia senang nongkrong di sini. Ngopi dengan roti bakar isi kaya yang terkenal sambil ngerokok. Buat apa ke Starbucks kalau ada beginian?

Cafe seperti ini bisa dibikin di ruko, di pinggir-pinggir jalan di Bukit Bintang yang ramai pun banyak cafe yang menaruh kursi-kursinya di pinggir jalan. Bisa gak dibayangin kalau itu di Jakarta? Agak sulit ya? Semua cafe di Jakarta di dalam mal,
tidak dalam mal pun, misalnya di ruko-ruko, pasti di indoor. Yah, kalau di outdoor banyak pengemis kali ya... banyak debu pula, tukang parkir yang teriak-teriak, dll..

Yahh itulah negara kita tercinta. Meskipun banyak pengemis, banyak pula Alphard dan Jaguarnya. Di Malaysia selama lima hari saja, aku baru beruntung melihat 1 Jaguar saja. Mereka suka menggunakan mobil-mobil kecil yang irit bensin dan irit space parkir. Mobil-mobil seperti Kancil atau Ceria yang tidak begitu diminati di Indonesia, banyak terlihat di sana. Fashion yang dikenakan orang Malaysia pun biasa-biasa saja. Tidak terlalu wah. Blackberry tidak sebanjir di Jakarta. Tetapi, dengan penghasilan rata-rata 3000 RM (sekitar 9 jutaan rupiah), dan harga transportasi serta makanan yang terjangkau, dugaan saya rakyat Malaysia bisa menabung lebih banyak dibanding kita. Untuk membeli rumah, membeli mobil, dan jalan-jalan ke luar negeri.

Secara keseluruhan, surprisingly, Malaysia cukup menyenangkan. Negara yang identitasnya dibangun oleh 3 etnis dominan dengan budayanya masing-masing. Melayu, China, dan India. Di beberapa tempat kamu akan lupa sedang berada di Malaysia, karena orang-orang Cinanya berteriak dengan bahasa Kanton, dengan kekasaran khas Hongkong ketika menghidangkan makanan. Dan di tempat-tempat lain, bau bawang bombay menguasai udara, dan kamu dikelilingi orang-orang berkulit sangat gelap, sehingga kamu mengira sedang berada di India. Biar gimana pun, salah satu faktor yang membuat Malaysia menyenangkan, adalah makanannya. Chinese food-nya cocok dengan lidah aku, roti canai, teh terik, bakut teh, semuanya enak.

(the end)

Comments

  1. Anonymous6:54 PM

    wah puas ya di MY. Aku dulu pernah jg tu di terminal yang ramai itu...untunglah di sana dijemput, sekitar pukul 23.00. memang ramai sekali, tapi menurutku cukup aman.

    ReplyDelete
  2. wah asyik ya .........bisa jln ke genting........waktu aku kekl belum sempat ke genting. oh jd yang paling aman naik bis dari pudaraya aja ya kalo mau ke genting? msh ingat tiketnya jam berapa aja ? thx ya.....cause juli ntar aku mau jln ke kl lagi ........hehe

    ReplyDelete
  3. Hai Fifi.... nah itu dia.... jadwalnya aku gak hafal, tapi seingatku kira-kira 1 jam atau 1 setengah jam jarak setiap bus. Kami kebetulan ambil yang 14.30 dan pulangnya jam 20.00 dari Genting. Yang pagi juga ada kok, tapi lupa jam-nya. Sebaiknya sih Fifi membeli tiket sebelumnya, misalnya sehari sebelumnya atau beberapa hari sebelumnya, khususnya kalau wiken cukup ramai.

    Yang aku tahu sih memang hanya di Puduraya, dan di Puduraya pun hanya satu provider yang menyediakan bus ke Genting. Selamat berlibur !

    ReplyDelete
  4. mba,,,kalau kalau tiket dari gentingnya bisa di beli di puduraya juga ga..???

    ReplyDelete
  5. Hi dien, kalau gak salah bisa beli tiket PP kok

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts