Several Other Things about Taipei (Taiwan)

Di tulisan pertama saya sudah menulis beberapa hal tentang Taipei, atau bisa digeneralisasikan ke Taiwan secara umum:

1. Convenient dan aman
2. Masyarakatnya yang tertib dan kesadaran tinggi
3. Casual dan lebih santai

Pada tulisan ini saya ingin menambahkan beberapa hal lain yang cukup menonjol tentang Taiwan:

1. Easy Card (You you Ka) : Ini adalah semacam kartu sakti yang bisa dipakai di hampir semua moda transportasi darat di Taiwan. MRT sudah pasti. Bis dalam kota, bis luar kota, kereta antar kota. Sangat-sangat memudahkan dan cepat. Tinggal ditempelkan pada sensornya. Setidaknya ada tiga jenis kartu ini, yang membedakan tarif angkutan umum untuk 3 golongan ini: umum/normal, pelajar, dan orang tua. Yang terakhir ini paling murah, kalau naik bus hanya 1 NT.

2. Struk Belanja (Fa phiao) : Satu hal tentang Taiwan adalah hampir semua cash register di toko-toko sudah terintegrasi secara online, sehingga sulit untuk tidak membayar PPN. Masyarakat pun didorong untuk menyimpan struk tersebut. Struk menjadi sesuatu yang berharga untuk disimpan ataupun disumbangkan (banyak yang menerima sumbangan berupa struk), karena, setiap minggu pemerintah melakukan penarikan undian nomor struk. Hadiahnya lumayan, dari berapa ribu hingga paling kecil 200 NT (sekitar 6o ribu rupiah). Yang terakhir kayaknya tidak sulit, saya pun pernah dapat. Hadiah dengan mudah bisa diambil di kantor pos terdekat. Sangat menyenangkan. Tidak jarang ada tempat-tempat public seperti museum dimana kita bisa masuk dengan gratis hanya dengan memberikan satu struk belanja kita. Asyik kan?

3. Convenient Store: toko-toko seperti 7 Eleven, Circle K, Family Mart, ada di mana-mana. Sekitar beberapa langkah saja, sudah ada lagi satu toko seperti ini. Sangat memudahkan untuk membeli minuman, jajanan, dll. Di toko-toko seperti ini kita harus membayar, biasanya 1 sampai 2 NT untuk kantong plastik untuk menampung belanjaan. Jadi biasanya, selalu ditanya terlebih dahulu oleh petugas kasir, apakah kita mau pake plastik atau tidak.

4. Harga yang stabil: Ini yang membingungkan untuk saya, seorang Indonesia. Apakah ekonomi Taiwan sudah stagnan atau bagaimana? Karena harga-harga sebagian besar barang, tidak pernah naik. Dari dulu naik bis 15 NT. Harga makanan rata-rata hampir sama, atau paling berubah sedikit, dibanding 5 tahun yang lalu. Kalau di Jakarta, udah berapa kali naik tuh, jangankan 5 tahun, setahun saja harga-harga makanan banyak yang naik berkali-kali. Ya, mungkin begitulah bedanya negara berkembang dengan negara yang sudah maju kali ya? Maju atau stuck? Sudah developed mungkin jadi tidak ada ruang untuk berkembang lagi, entahlah, untuk ini kita harus tanya pakar ekonomi. Yang jelas, bagi kita asyik-asyik aja karena harga stabil. Yang membedakan adalah nilai tukar kurs kita yang berubah terhadap NT. Lima tahun yang lalu 1 NT = 250, sekarang sekitar 300-an.


5. Masyarakat yang nice: Setidaknya ini menurut pengalaman saya. Orang Taiwan mostly lebih sopan dan nice. Saya bandingkan dengan misalnya, Hongkong atau China. Kalau di China kita nanya jalan pada orang, mereka akan menjawab “Bu zhi dao” (Tidak tahu) dengan kasar, lalu cenderung menghindar. Agak-agak parno ama orang asing kali ya? Tapi kalau di Taiwan, bila mereka tahu, mereka akan bantu, sangat helpful. Kalau mereka tidak tahu, mereka akan minta maaf. “Bu hao yi shi,” biasanya mendahului kalimat mereka, lalu mereka akan bilang “Bu xiao de” yang lebih halus daripada “Bu zhi dao.” Kalau di Hongkong, misalnya kita makan di restoran-restoran, pelayannya cenderung kasar-kasar, cara mencatat menu dan menghidangkan serba cepat sehingga terkesan kasar. Hal ini berbeda dengan di Taiwan, pelayan restoran mostly ramah.

Yang paling membuat saya kaget dan agak terharu tentang keramahan dan kebaikan orang Taiwan ini adalah ketika suatu hari saya sedang berjalan mau masuk ke perpustakaan umum. Tiba-tiba saya disapa oleh seorang ibu-ibu muda yang tidak saya kenal. Kata dia, di pantat gue ada stiker, mungkin gue dikerjain orang atau apa, she just try to let me know, bahwa di celana gw bagian belakang itu ada tempelan aneh. Oh, gue baru inget. Hari itu gue pake celana jins gue yang ada tambalan di bagian pantat, sebuah stiker melintang (rada-rada out of place kali ya?) bertuliskan “Adventurer” hahahaha. Trus, gue dengan gak enaknya bilang, Ohh.. itu memang disengaja. Lalu si ibu-ibu itu juga malu dan menghindar. Hahahaa, pengalaman yang lucu, tapi itu menunjukkan betapa orang Taiwan itu care terhadap orang lain.

Bersambung


Comments

Popular Posts