West Europe Trip (12): This is Our Team



Akhirnya, setelah sekian lama terhenti, aku pengen melanjutkan cerita perjalanan ke Eropa Barat yang kami lakukan bulan Mei lalu. Sebelum melanjutkan cerita, ijinkan aku menampilkan team yang berangkat. Ini dia.



Siapa saja mereka? Kami dipertemukan oleh sebuah email di milis Indobackpacker sekitar tahun lalu. Email itu dari seorang wanita bernama Sophie, yang mencari teman untuk bertualang ke Eropa. Dia mengaku perlu teman dalam pesawat. (Belakangan baru diketahui, ternyata mbak Sophie takut terbang).

Ini yang membuat trip kami semakin menarik. Semua berawal dari seorang yang takut terbang, yang mengumpulkan seluruh impiannya selama bertahun-tahun, untuk pergi ke Eropa. Tujuan utamanya adalah mengunjungi adiknya yang sudah lama pindah dan tinggal di Geneve, Switzerland. Kami telah dikumpulkan dari berbagai background yang berbeda oleh satu tujuan yang sama: Eropa.

Suatu saat dalam perjalanan mbak Sophie menunjukkan kepada saya secarik peta MRT Paris yang telah disimpannya sejak tahun 2005. Wow... dia telah mengumpulkan banyak informasi, majalah, brosur, dll sejak lama, dan semua itu keep her dream alive. Akhirnya, pada tahun ini, terlaksana juga impian yang sudah sejak lama disimpan itu.

Tidak mudah dalam perjalanan kami kali ini yang banyak menggunakan pesawat, bagi seorang yang takut terbang. Untunglah perjalanan antar kota biasanya singkat, paling-paling satu jam. Yang lama adalah perjalanan Jakarta-Amsterdam PP melalui Dubai. Kami bergantian dapat giliran duduk di sebelah mbak Sophie untuk membuatnya tenang.

Team kami berasal dari background berbeda-beda, sangatlah kebetulan bahwa tanpa disengaja group kami begitu diverse. Ada yang umur 20-an, 30-an, dan 40-an. Ada yang Jawa, Batak, Chinese. Ada yang Moslem, Kristen, Budha. Setelah email mbak Sophie tersebut, banyak yang berminat dan kemudian melakukan kopdar untuk membahas detil rencana trip. Aku adalah yang paling terakhir join, karena masih ragu akan bisa cuti selama itu. (total trip 18 hari, total cuti 10 hari).

Untunglah aku masih diterima. Padahal ketika daftar udah ada 10 orang. Dan yang mengherankan adalah kok cewek semua. Nah gak tahu deh kenapa tuh kalau di milis yang menanggapi ajakan jalan biasanya cewek. Mestinya ada satu orang cowok, akhirnya tidak jadi, mungkin langsung mundur begitu tahu cewek semua kali ya...

Semua diawali dengan perencanaan. Yang cukup ribet. Bagi yang terbiasa ikut tour, pasti merasa ini ribettt banget. Pertama menentukan itenerary yang diinginkan, dari yang makro dulu, negara dan kota mana yang diinginkan, kemudian membagi tugas masing-masing mencari informasi mengenai tempat wisata yang ingin dikunjungi, informasi harga, reservasi, dll. Setelah mempunyai gambaran itenerary, kita harus mengajukan permohonan visa Schengen. Nah, ini yang cukup ribet. Ini yang bikin deg-degan selama berbulan-bulan juga.

Jadi meskipun trip hanya 18 hari, mungkin persiapan kami sekitar 3 bulan. Untuk visa Schengen, ini termasuk salah satu visa yang paling sulit didapat. Kita harus mengajukan di negara tempat kita akan mengunjungi paling lama. Hal ini yang waktu itu sempat jadi masalah, karena kami mengira persyaratannya adalah mengajukan di negara tempat pertama tiba di Eropa. Well, untunglah, akhirnyaaaaa, dapat juga. Kabar bahwa visa lolos menjadi salah satu hal paling menggembirakan di tahun ini.

Team kami berbeda-beda dalam hal memenuhi persyaratan visa, namun akhirnya semua bisa lolos. Ada yang sudah sering travelling, dan ada yang baru pertama kali ke luar negeri. Kedutaan mengecek booking-an hotel, booking-an pesawat, dan kantor tempat kita bekerja. Mungkin ini keuntungan mengajukan dalam group, sehingga bahkan yang belum pernah keluar negeri pun bisa ikutan dapat.

Pada waktu itu kami telah memesan tiket Emirates, kebetulan ada promo, dapat harga 825 USD (Jakarta-Amsterdam) tapi harus segera di-issued. Saya ingat betul waktu itu bagaimana kami harus mengambil keputusan issue tiket sebelum mendapatkan visa. Pada hari yang sama setelah kami membayar tiket Emirates, ternyata visa semua lolos... Betapa mendebarkan...

Setelah itu, barulah pusing yang berikutnya, bagaimana mendapatkan cuti dari kantor. Yah, semua pasti ingat itu, masa-masa yang mendebarkan itu. Kini tinggal kenangan yang akan saya lanjutkan ceritanya dalam postingan berikutnya. Enjoy.

Comments

  1. Anonymous2:20 PM

    wow...udah issue ticket sebelum dapat visa??? nekat banget kalian..:) Hebat..hebat.. salut gue ama kenekatannya..

    Thanks for keeping my dreams alive mei. kapan ya bisa terwujud..hiks..hiks..

    --Lia--

    ReplyDelete
  2. iyaaaaaaa seru banget deh waktu itu... kalua gak issue tiket, kita akan kehilangan tiket promo. Jadi waktu itu kita putuskan untuk nekat aja, karena kalau gagal dapat visa, tiket bisa di-refund meski harus rugi berapa gitu...

    tunggu ya lanjutannya li...

    ReplyDelete
  3. huaaa akhirnya dilanjutkannn udah dinanti sharing pengalaman ke Eropa

    ReplyDelete
  4. woww... gak nyangka Tuhu juga ngikutin... OKE Hu, akan gw lanjutkannnnnnnnn ceritanya hehehee

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts