West Europe Trip (13): Cinque Terre - Pisa - Florence, Italia




Italy, a land that doesn't need poetry. Everybody and almost everything is poetry. They spell beauty with their movement, their sound, their color...

Italia adalah negeri yang indah dan romantis. Makanya di Via dell Amore aku gak banyak cerita, soalnya kami semua merasa pergi dengan grup yang salah. Maybe someday, entah kapan, bisa pergi dengan pasangan.

Setelah mengunjungi berbagai tempat-tempat utama di Eropa, rasanya kami agak kekenyangan, dan kebal, terhadap keindahan. Semuanya sangat indah dan cantik, sampai bosan rasanya.

Di pagi hari ketika kami bangun di hostel kami Cinque Terre Holiday, masih ngantuk-ngantuk, tiba-tiba ada seorang cowok ganteng masuk kamar. Kaget, teman yang pake kerudung pun segera mencari kerudungnya. Si cowok yang bertampang seperti pemain sepak bola Italia ini ternyata adalah penyapu jalan yang diminta tolong oleh mbak Sophie untuk menurunkan kopernya.

Hostel di Cinque Terre tidak ada lift, tangga di mana-mana, tangga di dalam penginapan, maupun di jalan. Actually, sepanjang di Eropa banyak sekali tangga. Mostly di subway. Alhasil, sudah banyak koper yang menjadi korban. Selama trip ini ada 3 teman yang kopernya rusak karena digaret-garet dengan cepat, naik turun tangga. Ketiga teman itu membeli koper baru selama dalam perjalanan. Memang untuk backpacking akan lebih lincah bila kita membawa tas ransel (backpack), namun karena bawaan kami sangat banyak (18 hari bok), jadi kami memutuskan untuk bawa 1 koper dan 1 ransel. Lagipula, untuk membawa backpack yang besar kami tidak kuat.

Meski sudah menahan diri sebisa mungkin, koper dan bawaan kami tetap saja beranak-pinak. Padahal kami mostly travel dengan budget flight, untuk antar kota di Eropa. Untuk budget flight bagasinya sangat terbatas. Yang boleh masuk bagasi max 15 kg, kemudian hand carry hanya satu bag. Jadi semua tentengan, kamera dll, kami sumpel dalam satu ransel. Itulah sebabnya kami tidak bisa banyak berbelanja sebelum sampai di Venice, karena masih ada satu budget flight terakhir yang harus dilalui, yaitu Rome-Venice. Seandainya kami tahu, mungkin itenerary tidak berakhir di Venice, karena Venice adalah kota yang sangat mahal. Tour dari Indonesia banyak juga yang naik bus Eurolines untuk antar kota. Nah kalau Eurolines tidak ada batasan bagasi, tampaknya lebih cocok buat tourist Indonesia yang biasanya paling suka berbelanja.

Hari ini rencananya kami akan melanjutkan perjalanan ke Pisa (sejenak saja untuk menengok menara miring yang pernah menjadi icon Italia itu), lalu bermalam di Florence. Surga yang menyenangkan, beautiful beach and sunlight di Cinque Terre harus segera kami tinggalkan. Hanya satu hari di Cinque Terre, yah, better than not. Tadinya Cinque Terre yang menjadi tujuan yang gw jagokan ini sempat pengen dicoret dari list, karena keterbatasan waktu. Untunglah pada akhirnya bisa disisipkan dalam itenerary. (Thanks mbak Soph!)

Pagi ini (tanggal 25 Mei) kami menyempatkan diri main ke pantai sebentar, foto-foto. Jam 10 kembali lagi ke hostel untuk check out. Garet koper lagi deh naik turun tangga, menuju stasiun kereta Riomagiore. Dari sini naik kereta dengan tujuan Pisa Centrale.

Pisa

Kami tiba di Pisa Centrale pukul 12.00. Di sini kami menitipkan koper-koper di stasiun karena berencana akan kembali lagi ke stasiun untuk melanjutkan perjalanan ke Florence. Jadi kami hanya punya waktu sekitar 2 jam di Pisa. Dari stasiun ke menara Pisa harus naik bus sekitar setengah jam. Belum lagi nunggu bus dan waktu yang diperlukan untuk menitipkan koper dan mencari informasi penitipan koper... none of us ever come here, semua serba harus dicari dulu. Akhirnya, ini menyisakan kami waktu hanya 30 menit di Menara Pisa. Kami hanya turun dan foto-foto saja di depan salah satu icon Italia itu.

Matahari bersinar sangat terik waktu di Pisa, itu satu hal yang aku ingat banget, karena bahkan aku jadi malas berfoto dan malah asyik payungan. Suasana di sekitar menara Pisa sangat ramai, tourist dari berbagai negara, dan banyak sekali toko souvenir, serta orang-orang yang mondar-mandir menawarkan souvenir.

Florence





Perjalanan Pisa-Florence dengan kereta (Tren Italia) kira-kira 2 jam. Kami tiba di Florence pukul 16.00-an. Dari stasiun garet koper lagi menuju hostel Archi Rossi , yang bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar 30 menit.

Hostel ini keren banget. One of the best hotel dalam perjalanan kami ini. Hostel backpacker dengan fasilitas lengkap seperti cafe internet, ruang makan yang besar, makanan yang murah-meriah (spageti 2,5 Euro) untuk melayani backpacker, dan fasilitas standar seperti laundry room, telepon, dll. Hostel ini juga didekorasi dengan lukisan-lukisan dan taman yang indah, dengan patung-patung setengah telanjang khas Italia. Kamarnya sih tetep, khas backpacker hostel, bunk bed bertingkat. Di sini kami satu kamar berenam, tiga bunk bed, atas-bawah.

Sekitar pukul 18.00 karena sudah lapar kami makan malam di hostel. Spageti 2,5 Euro dengan pilihan cabe kering yang banyak sekali. Ini salah satu hal yang jarang gw temui selama di Eropa. Cabeeeeeee..... betapa menyenangkan. Langsung deh ditaburkan banyak banget di atas spageti gw. Mungkin orang bule heran melihat kita, makan cabenya banyak banget.

Setelah makan baru deh kita melakukan tour di Florence. Beruntunglah karena langit masih terang meski sudah pukul 19.00, maka masih bisa menikmati keindahan kota Florence. Ini beberapa tempat yang kami kunjungi di Florence (dan kebetulan adalah tempat highlight di Florence): Piazza del Duomo (ada katedral Duomo yang amat indah, merupakan salah satu tujuan wisata paling terkenal di Eropa), Palazzo Vecchio dan Piazza della Signoria (berdekatan), dan terakhir jembatan tua Ponte Vecchio, yang jaraknya tidak jauh dari sana.

Yang tidak boleh terlewatkan seperti melihat lukisan Monalisa di Louvre, adalah mencari patung David apabila di Florence. Patung ini adalah versi replika yang dibangun di lokasi asli yaitu di depan Piazza della Signoria. Patung aslinya telah disimpan di museum Academia, Florence. Patung laki-laki telanjang setinggi 5,17 meter ini sangat luar biasa. Bahkan wajah dan ekspresi David (Daud) begitu nyata. Salah satu masterpiece Michelangelo ini adalah karya yang sudah sering sekali direplika di mana-mana, termasuk pernah dibuat seorang seniman dengan ukuran yang bahkan lebih besar di Grand Indonesia.

Semua tempat di atas kami tempuh dengan berjalan kaki saja dari hotel, sambil mampir apabila ada toko souvenir yang menarik. Bila lelah berjalan tinggal duduk saja melepas lelah di piazza (piazza berarti lapangan terbuka yang luas) dan menikmati pemandangan orang Italia yang lalu lalang. Betapa menyenangkan... sayang sekali hanya satu malam di Florence (Firenze). Keesokan harinya kami sudah harus angkat koper lagi menuju destinasi selanjutnya: Roma.

Comments

  1. Anonymous3:48 PM

    Thanks for introducing me to Cinque Terre. Sempet ke Amalfi Coast gak? Kalau harus milih salah satu, mendingan ke CT or AC?

    Totally agree with people watching..perfect way to spend a lazy afternoon.:)

    ReplyDelete
  2. Huaaa ngiri to the max pengen ke Italia, ngupi-ngupi cantik di beranda resto yang eksotisss

    ReplyDelete
  3. @anonymous thanks udah mampir... CT is beautiful. AC aku blm pernah, so gak bisa memberikan perbandingan.

    @tuhu yoiiii huuuu... pengalaman yang tak terlupakan, italy is very very beautiful. Belum lagi makanannya, dan orang-orangnya... harus ke sana !

    ReplyDelete
  4. Hi mbak, sy rencana mo inep di archi situ, ada lift nya ga? Soalny sy rencana mo bw koper agak besar…klo female dorm ensuite gt, biasanya d lantai brp? Tks

    ReplyDelete
  5. Hi mbak, di Archi seingat saya ga ada lift, tp kl ga salah cuman 2 lantai gt.. tp to be sure u can ask in their web.. takutnya dah berubah.. itu aku dah mayan lama.. thn 2010... happy traveling!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts