The Real Salesperson



Seorang teman mengeluh tentang sulitnya mencari tenaga sales. Katanya, lulusan-lulusan perguruan tinggi keren saat ini tidak ada yang mau menjadi sales. Sales dianggap sebagai pekerjaan “kotor” yang harus mengejar target, mengetuk-ketuk pintu calon klien, menelepon orang-orang, menawar-tawarkan sesuatu.

Hal ini mengusik saya, dan terutama ketika saya bertemu dengan seorang CEO sebuah perusahaan otomotif besar di Indonesia hari ini. Entah mengapa sehabis bertemu seorang CEO selalu bagaikan terinspirasi. Ada saja yang bisa kita petik dari seorang leader.

Sang CEO tersebut adalah mantan orang sales. Kemudian saya jadi teringat juga dengan beberapa orang yang saya kenal yang telah menjadi pucuk pimpinan, yang tadinya adalah orang sales.

Hal ini membuat saya merenung, mengapa banyak yang tidak mau menjadi sales? Jangan-jangan karena menjadi sales memang tidak mudah. Tetapi seorang sales yang berhasil berpotensi menjadi CEO/pucuk pimpinan. Kalau dipikir-pikir memang kualitas seorang sales banyak yang sama dengan kualitas yang diperlukan untuk menjadi CEO, misalnya saja:

1. Customer orientedSales yang baik harus menempatkan pelanggan dan pelayanan sebagai prioritasnya. Hal ini juga harus dilakukan seorang CEO. Sang CEO yang tadi saya ceritakan di atas bahkan memberian nomor HP nya kepada saya (kebetulan saya pemakai produk yang dia jual) untuk dapat menghubungi dia langsung apabila ada masalah dengan produk. Sales sejati, demikian pula CEO, tahu bahwa customer adalah segalanya yang membuat bisnis bertumbuh.

2. UletSales sejati pantang menyerah, ulet mencari celah bagaimana mendapatkan sales/closing. Bagaimana membuka pintu untuk bertemu dengan potential customer, mempunyai berbagai trik untuk mendapatkan contact person, dan tak pernah menyerah

3. Kemampuan berkomunikasi, seperti mempengaruhi orang lain, meyakinkan orang lain.
Salah satu kepuasan seorang sales adalah ketika berhasil membuat audience yang mendengarkan yakin pada apa yang kita sampaikan. Berhasil mempengaruhi audience agar percaya pada apa yang kita percaya adalah langkah awal untuk mendapatkan persetujuan penjualan. Ini adalah kemampuan yang sangat penting untuk dimiliki seorang CEO juga.

Setidaknya itu adalah 3 kualitas yang bisa saya point out, barangkali masih ada lagi. Kualitas di atas malah seharusnya dimiliki oleh semua divisi, tidak hanya sales. Semua divisi harus punya kualitas seorang sales, dan terlebih adalah pucuk pimpinan. Apalagi di era yang amat kompetitif saat ini, seorang CEO semakin dituntut untuk bisa jualan. Mereka harus bisa menangkap sales / prospek di mana saja mereka berada, dengan siapa pun mereka bertemu. “Kalau enggak jualan, kita enggak idup,” mengutip seorang CEO muda perusahaan digital.

Jadi apakah masih merasa Sales pekerjaan yang tidak keren? Pikirkan ulang.


Comments

Popular Posts