NZ Trip (2): Day 1: Auckland, Hobbiton, Lake Taupo

Melanjutkan postingan sebelumnya, pesawat Jetstar kami mendarat di Auckland menjelang tengah malam. Setelah beres dari imigrasi, waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 waktu Auckland. Mau ke mana tengah malam begini? No choice but to sleep in the airport.

foodcourt Bandara Auckland

Kami pun mulai mencari posisi-posisi enak buat tidur, di food court banyak sofa yang empuk, namun ternyata banyak juga saingan. Banyak juga penghuni airport, orang-orang yang transit mungkin, atau orang-orang seperti kami yang mendarat di jam-jam yang aneh dan tidak ada yang jemput (tidak ada transportasi umum lagi jam segitu).

Di airport ini maupun airport Sydney, dan juga airport KL, tersedia wifi mostly di ruang boarding, serta tempat-tempat menunggu.

Setiba di Auckland, mulai terasa dingin. Pukul 01.30 waktu Auckland waktu itu saya mencatat suhu 8 derajat Celcius. Cukup kontras dengan kemarin di Sydney yang panas.

Beberapa jam berlalu, dan gue tidak bisa tidur sama sekali. Jam 4 pagi waktu itu toko-toko mulai bersiap-siap buka, sehingga kami pun harus segera bangun, walaupun rasanya belum berhasil tidur.

Jam 5 pun kami bangun, sikat gigi, dan sarapan. (jam 5 di sini = jam 00 waktu Jakarta, adalah jam tidur saya. Pantas saja dari tadi gak tidur-tidur, mungkin karena belum jam-nya). Jam 7 kami dijemput mobil shuttle Omega Rental. Kami diantar ke kantornya untuk register, bayar, dan ambil mobil. Biaya sewa mobil sekitar 7 jutaan rupiah, selama trip kami 9 hari. (biaya dibagi 7 orang). Saya pun mendaftarkan diri menjadi salah seorang driver di sini.

breakfast


Dari kantor Omega perjalanan pun dimulai, menuju pusat kota Auckland. Di sini kami menjemput dua orang teman kami yang sudah duluan menginap di Auckland. Driving di Auckland untuk pemula, banyak aturan yang sebaiknya diketahui, seperti di mana tidak boleh parkir, dsbnya. Sempat agak tegang di sini ketika nyari-nyari alamat, namun kemudian setelah bertemu semua, kembali rame lagi deh.. :)

Bertujuh telah berkumpul, kita pun menuju obyek wisata pertama, yaitu Hobbiton. GPS pun diset, untuk menjadi guide kami. Sepanjang perjalanan ke sana (dan kemudian hampir sepanjang pulau utara), pemandangan yang dilihat mostly adalah padang rumput, dan ternak domba atau sapi.



Pemandangan bernuansa autumn, dimana hijaunya terlihat segar, dan pohon-pohon berwarna kuning dan merah, serta dedaunan yang gugur di mana-mana. Rumah di sini bagus-bagus, membuat kami semua serentak berkhayal bisa tinggal di sini. Rata-rata satu lantai, ada halaman dan taman, dengan jendela kotak-kotak, serta berpohon sehingga terlihat semakin cantik pada musim gugur.

Hobbiton Movie Set

Hobbiton movie set dibuat di sebuah peternakan domba, nama daerahnya adalah Matamata. Hobbiton tour biayanya 80 NZD, lama tour sekitar 2 jam. Tiketnya bisa dibeli langsung ketika tiba di sini, ada sebuah café dan toko yang menjual souvenir khas Lord of The Ring dan The Hobbit. Dari sini menunggu bus yang akan membawa kita dalam tour Hobbiton tersebut.



Sewaktu di sini, hujan turun beberapa kali, dan ternyata hujannya memang begitu, turun sebentar-sebentar. Pengunjung diberi payung oleh Hobbiton-nya.



Kami meninggalkan Hobbiton sekitar 3.30, menuju Lake Taupo, tempat kami akan menginap hari pertama. Jam 5 kami sudah tiba di Tiki Lodge. Tak jauh dari sana ada supermarket yang cukup besar seperti Makro, namanya Pak and Save. Di sini pada kalap belanja karena harga jauh lebih murah dibanding di airport.



Malam pertama, langsung makan enak. Untung bawa teman yang pinter masak. Di Tiki Lodge ada stove buat barbeque. Kami beli lamb dan beef. Lamb di sini enakkk, benar-benar tidak bau, dan lembut. Wine juga murah, sekitar 7-8 NZD sudah dapat, lumayan untuk menghangatkan badan. Dagingnya pun sepertinya tidak mahal, karena ini beli di tempat produksinya, kalau kita beli di Jakarta kan mostly dagin impor dari Australia/New Zealand. Sayur-sayurannya juga semua segar-segar, dan banyak yang sudah dikemas dalam satu kemasan untuk salad sehingga sangat mudah.

Setelah makan, tak sabar rasanya untuk mandi dan tidur. Udah cukup lama lho gak mandi (hitung sendiri deh) dan dua malam gak tidur di kasur. Untunglah di sini kami dapat satu kamar yang isinya team kami semua (cewek berlima) dengan kamar mandi dalam, jadi seolah private room. Yang cowok terpisah dan menyatu dengan traveler lain di dorm berbeda. Good night, New Zealand…

(bersambung)


Comments

  1. Wow seru ya mampir ke settingnya The Hobbit, boleh masuk ke dalam rumahnya itu nggak?

    ReplyDelete
  2. Rumah Hobbit nya ada yang boleh masuk ada yang enggak...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts