Hari ini diawali dengan agak down, dengan ekspektasi yang
rendah memulai hari ke-empat kami di negeri Lord of The Ring ini. Berdasarkan
informasi semalam, serta beberapa kali mengalami cuaca buruk selama ini, pagi
ini kami cenderung tidak banyak berharap.
Hari ini perjalanan yang harus kami tempuh sangat panjang.
Karena sudah memesan hostel di Te Anau, kami pun harus tiba di Te Anau sebelum
pukul 20.00. Kami berangkat sepagi yang kami bisa, kalau tidak salah pukul 6
pagi sudah berangkat. Dari Greymouth membelah pulau selatan dari kiri ke kanan
241 km ditambah dari Christchurch ke Te Anau 642 km, total 883 km. Kenapa kok
muter?
Enggak langsung dari Greymouth ke arah selatan menuju Te Anau? Baca tulisan sebelumnya.
Pagi jam 6 di sini masih gelap gulita, hari masih dingin
seperti sebelumnya. Sekitar 1 atau dua jam kemudian, ketika masih
ngantuk-ngantuk, tiba-tiba teman saya berseru, “Saljuuu, salju…” Kami semua
mendadak bangun dan bersuka-cita memandang pemandangan serba putih di hadapan
kami.
Mulailah bersemangat kembali ketika melalui barisan pohon-pohon yang
tertutup salju seperti kapas di atas pohon Natal. “Wow, White Christmas,”
celutuk yang lain, padahal ini bulan Mei.
Baru kemarin musim gugur, kok sekarang sudah salju? Kami
terpesona. “Jadi kemarin-kemarin itu badai karena mau turun salju kali ya,
kayak mau beranak aja,” kata seorang teman kami berteori.
Kami pun menyempatkan diri turun sebentar untuk foto-foto.
Masih ada semburat matahari terbit berwarna merah dari kejauhan yang terlihat
di sini. Sungguh amazing.
Dalam perjalanan ini juga kami mendapat “hadiah” bisa
menyaksikan gerombolan ternak sapi yang lewat dan karena itu semua mobil/lalu
lintas harus berhati memberi jalan mereka lewat hingga selesai. Kejutan-kejutan
seperti ini dan keindahan adalah hiburan di sepanjang perjalanan. Selain
cemilan berupa buah-buahan serta kripik yang selalu tersedia, karena dalam
perjalanan panjang sering kali kita tidak bisa makan tepat waktu. Di sini ada
kripik rasa sea salt and vinegar yang gak ada di Indonesia. Enak deh…
Kesenangan-kesenangan kecil ini kalau dikumpulkan semua jadi banyak juga.
Sekitar siang after lunch time kami sudah sampai di Lake
Tekapo, tempat yang akan kami kunjungi nanti, tetapi kali ini hanya lewat
doang. Kami mampir di convenience store bernama Foursquare di sini, membeli pop
mie dan jajanan lain karena tidak ada waktu berlama-lama untuk makan.
Dalam perjalanan ini kami melewati Lindis Pass yang tertutup
salju, putih semua. Indah sekali, sehingga kami pun tak bisa menahan diri. Kami
turun untuk foto-foto, kami tidak sendiri karena hampir semua mobil yang lewat
akan berhenti, termasuk juga bis pariwisata.
Ups,
tertangkap Polisi NZ
Somewhere dalam perjalanan ini kami juga tertangkap kamera
karena melanggar speed limit. Ternyata kami dikejar polisi dari belakang dan
kita masih enggak ngeh sehingga polisinya agak bête. Ketika akhirnya kami
berhenti, dia marah-marah… Ini satu lagi pengalaman unexpected dalam perjalanan
ini. Untunglah, setelah berkali-kali minta maaf, pak polisi yang masih muda ini
bersedia menilang kami hanya karena speeding. (kita bisa saja terkena pasal
melarikan diri ketika hendak distop petugas, dan ini dendanya luar biasa
mahal).
Teman saya sempat arguing bahwa kecepatan yang tertulis di
GPS handphone menunjukkan masih di bawah 100 km/jam. Namun kecepatan tersebut
tidak akurat, karena yang dijadikan patokan adalah pengukur kecepatan kendaraan
yang terpasang di jalan-jalan, dan juga bisa memotret kendaraan yang ketahuan
melanggar. Jadi, sebaiknya, jangan mepet-mepet dengan speed limit, apalagi melebihi..
J
Akhirnya kami harus merelakan 80 NZD, denda kesalahan yang
harus dibayar melalui bank. Baguslah, tidak ada korupsi. Sakit hati juga kalau
dirupiahin, makanya teman-teman menyarankan jangan dirupiahin. “Hampir sama
dengan kita sekali belanja kok,” kata yang lain menghibur. Biaya itu bila
ditanggung bersama rasanya jadi ringan, dan kami pun kembali ceria lagi, malah
pengalaman ini menambah seru perjalanan.
Kami tiba di YHA Te Anau pukul 21.00. Untung kami sudah
menelepon sebelumnya sehingga masih ada kunci untuk masuk ke kamar. Sama
seperti di Greymouth, di sini kami juga beruntung bisa satu kamar bertujuh.
Kumpul sekeluarga. Mungkin beda kalau di Wellington kan kota besar, okupansi
lebih tinggi. Malam ini kami masak salmon yang dibeli dalam perjalanan.
(bersambung)
Baca juga tulisan sebelumnya:
- Berkendera di New Zealand: Sewa Mobil atau Camper Van?
- Merencanakan Perjalanan ke New Zealand (Hal-hal yang Perlu diketahui)
Uups kena tilang polisi NZ, mahal juga ya 80 dolar..
ReplyDeleteBaca ini jadi inget pengalamanku ditilang ibu polisi NZ, bedanya kami ditilang karena ada yang ngelaporin ke polisi waktu lagi ngantuk saat berkendara hihi.
Salam kenal :-)
Salam Kenal Bijo, Blog-mu keren... makasih udah baca ceritaku..
DeleteWah ada juga yang bisa ngelaporin ya.. Kalau kami pake kejar-kejaran dulu ama police hihihi...