NZ Trip (5): Day 4: Greymouth – Te Anau

Hari ini diawali dengan agak down, dengan ekspektasi yang rendah memulai hari ke-empat kami di negeri Lord of The Ring ini. Berdasarkan informasi semalam, serta beberapa kali mengalami cuaca buruk selama ini, pagi ini kami cenderung tidak banyak berharap.

Hari ini perjalanan yang harus kami tempuh sangat panjang. Karena sudah memesan hostel di Te Anau, kami pun harus tiba di Te Anau sebelum pukul 20.00. Kami berangkat sepagi yang kami bisa, kalau tidak salah pukul 6 pagi sudah berangkat. Dari Greymouth membelah pulau selatan dari kiri ke kanan 241 km ditambah dari Christchurch ke Te Anau 642 km, total 883 km. Kenapa kok muter? 
Enggak langsung dari Greymouth ke arah selatan menuju Te Anau? Baca tulisan sebelumnya.

Pagi jam 6 di sini masih gelap gulita, hari masih dingin seperti sebelumnya. Sekitar 1 atau dua jam kemudian, ketika masih ngantuk-ngantuk, tiba-tiba teman saya berseru, “Saljuuu, salju…” Kami semua mendadak bangun dan bersuka-cita memandang pemandangan serba putih di hadapan kami. 
Mulailah bersemangat kembali ketika melalui barisan pohon-pohon yang tertutup salju seperti kapas di atas pohon Natal. “Wow, White Christmas,” celutuk yang lain, padahal ini bulan Mei.



Baru kemarin musim gugur, kok sekarang sudah salju? Kami terpesona. “Jadi kemarin-kemarin itu badai karena mau turun salju kali ya, kayak mau beranak aja,” kata seorang teman kami berteori.

Kami pun menyempatkan diri turun sebentar untuk foto-foto. Masih ada semburat matahari terbit berwarna merah dari kejauhan yang terlihat di sini. Sungguh amazing.

Dalam perjalanan ini juga kami mendapat “hadiah” bisa menyaksikan gerombolan ternak sapi yang lewat dan karena itu semua mobil/lalu lintas harus berhati memberi jalan mereka lewat hingga selesai. Kejutan-kejutan seperti ini dan keindahan adalah hiburan di sepanjang perjalanan. Selain cemilan berupa buah-buahan serta kripik yang selalu tersedia, karena dalam perjalanan panjang sering kali kita tidak bisa makan tepat waktu. Di sini ada kripik rasa sea salt and vinegar yang gak ada di Indonesia. Enak deh… Kesenangan-kesenangan kecil ini kalau dikumpulkan semua jadi banyak juga.



Sekitar siang after lunch time kami sudah sampai di Lake Tekapo, tempat yang akan kami kunjungi nanti, tetapi kali ini hanya lewat doang. Kami mampir di convenience store bernama Foursquare di sini, membeli pop mie dan jajanan lain karena tidak ada waktu berlama-lama untuk makan.

Dalam perjalanan ini kami melewati Lindis Pass yang tertutup salju, putih semua. Indah sekali, sehingga kami pun tak bisa menahan diri. Kami turun untuk foto-foto, kami tidak sendiri karena hampir semua mobil yang lewat akan berhenti, termasuk juga bis pariwisata.

Ups, tertangkap Polisi NZ

Somewhere dalam perjalanan ini kami juga tertangkap kamera karena melanggar speed limit. Ternyata kami dikejar polisi dari belakang dan kita masih enggak ngeh sehingga polisinya agak bête. Ketika akhirnya kami berhenti, dia marah-marah… Ini satu lagi pengalaman unexpected dalam perjalanan ini. Untunglah, setelah berkali-kali minta maaf, pak polisi yang masih muda ini bersedia menilang kami hanya karena speeding. (kita bisa saja terkena pasal melarikan diri ketika hendak distop petugas, dan ini dendanya luar biasa mahal).

Teman saya sempat arguing bahwa kecepatan yang tertulis di GPS handphone menunjukkan masih di bawah 100 km/jam. Namun kecepatan tersebut tidak akurat, karena yang dijadikan patokan adalah pengukur kecepatan kendaraan yang terpasang di jalan-jalan, dan juga bisa memotret kendaraan yang ketahuan melanggar. Jadi, sebaiknya, jangan mepet-mepet dengan speed limit, apalagi melebihi.. J

Akhirnya kami harus merelakan 80 NZD, denda kesalahan yang harus dibayar melalui bank. Baguslah, tidak ada korupsi. Sakit hati juga kalau dirupiahin, makanya teman-teman menyarankan jangan dirupiahin. “Hampir sama dengan kita sekali belanja kok,” kata yang lain menghibur. Biaya itu bila ditanggung bersama rasanya jadi ringan, dan kami pun kembali ceria lagi, malah pengalaman ini menambah seru perjalanan.

Kami tiba di YHA Te Anau pukul 21.00. Untung kami sudah menelepon sebelumnya sehingga masih ada kunci untuk masuk ke kamar. Sama seperti di Greymouth, di sini kami juga beruntung bisa satu kamar bertujuh. Kumpul sekeluarga. Mungkin beda kalau di Wellington kan kota besar, okupansi lebih tinggi. Malam ini kami masak salmon yang dibeli dalam perjalanan.

(bersambung)

Comments

  1. Uups kena tilang polisi NZ, mahal juga ya 80 dolar..
    Baca ini jadi inget pengalamanku ditilang ibu polisi NZ, bedanya kami ditilang karena ada yang ngelaporin ke polisi waktu lagi ngantuk saat berkendara hihi.
    Salam kenal :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam Kenal Bijo, Blog-mu keren... makasih udah baca ceritaku..
      Wah ada juga yang bisa ngelaporin ya.. Kalau kami pake kejar-kejaran dulu ama police hihihi...

      Delete

Post a Comment

Popular Posts