Hari
kedelapan kami terbangun di YHA Lake Tekapo, hostel di pinggir danau yang
memberi pemandangan danau biru yang damai. Pagi ini cerah sekali, setelah
semalam turun salju. Kami sempat menyaksikan salju itu turun dari jendela kamar
dorm kami.
Mobil sewaan
kami yang terparkir di depan hostel tertutup salju yang cukup tebal. Teman kami
memasak air dan menyiramkannya agar salju bisa dibersihkan dari mobil. Pagi ini
kami mampir sekali lagi ke chapel Church of the Good Sheperd yang sangat dekat
dari hostel, karena kemarin belum puas foto-fotonya.
Dari sini
kami menuju Mount John University Observatory (MJUO). Suhu saat itu nol
derajat, walaupun dingin tapi tetap saja semua jaket dilepas ketika berfoto
agar tampak lebih bagus.
Berpose di Mount John University Observatory |
MJUO ini
sebenarnya tempat observatory luar angkasa, tetapi kita bisa naik ke sini
(tidak perlu masuk ke observatory-nya, lagian waktu kami juga tidak cukup).
Tanpa biaya alias gratis, kita bisa menikmati pemandangan yang indah di sini.
Dari atas sini kita bisa memandang Lake Tekapo serta Church of the good Sheperd
dari kejauhan.
Christchurch, Here We Comes
Walaupun
masih berat rasanya, kami harus meninggalkan tempat yang indah itu, daerah
Mount Cook dan sekitarnya memang memanjakan mata, entah kenapa kayaknya
keindahan itu gak ada habisnya. Berapa GB memory card untuk kamera yang kamu
punyai, rasanya gak akan cukup. Sampai di sini, beberapa dari kami sudah harus
menghapus foto-foto yang kurang bagus untuk memberi ruang foto yang baru,
walaupun memory card yang dibawa sudah cukup banyak.
Sekitar pukul
12.30 kami memulai perjalanan menuju Christchurch, kota persinggahan kami yang
terakhir. Sepanjang perjalanan ini cuaca cerah, langit tak berawan sama sekali.
Pukul 16 kami sudah tiba di Christchurch, kota yang sangat terdampak gempa bumi
pada tahun 2011.
Di sana-sini
masih terlihat pembangunan besar-besaran yang dilakukan untuk memperbaiki
dampak gempa bumi tersebut. Dari desa kami masuk ke kota, mulailah kembali ada
lampu merah, jalan-jalan yang besar, lalu lintas yang lumayan ramai, bahkan
sedikit macet.
Christchurch
adalah kota terbesar di Pulau Selatan serta merupakan kawasan urban terbesar di
Selandia Baru setelah Auckland. Di sini terdapat bandara internasional, tempat
kami akan menaiki pesawat menuju Sydney.
Kami masih
punya waktu beberapa jam, karena itu kami memutuskan untuk mengunjungi
Christchurch Botanical Garden, karena kota ini terkenal juga sebagai Garden
City. Setelah itu kami sempat juga muter-muter kota berhubung bensin yang kami
isikan ke mobil sewaan masih penuh, sementara sebentar lagi mobil sudah harus
dikembalikan ke Omega Rental. Bensin di sini harganya 2,17 – 2,25 NZD per
liter. Sekali ngisi biasanya sekitar 60 NZD, total perjalanan ini kami 9 kali
mengisi bensin.
Kami didrop
di airport pukul 21.30 bersama semua bawaan, lalu kedua teman kami
mengembalikan mobil ke Omega dan menumpang bis ke airport. Sebelum ke airport
kami masih sempat makan Fish and Chips di sebuah restoran yang dibuka oleh
orang Korea. Selamat tinggal Middle Earth…
Beruntung di Sydney
Kami tiba di
Sydney pukul 10 pagi, karena ada delay Jetstar Christchurch-Sydney. Pukul 11 kami
check in di Bounce, hostel yang terletak tak jauh dari Central Station. Hari
ini adalah hari Sabtu, suasana Sydney di pusat kota maupun kemudian di
tempat-tempat wisata cukup ramai. Bagaikan orang yang baru datang dari desa,
mata kami perlu penyesuaian dari tempat yang sepi ke tempat yang ramai.
Setelah
menaruh barang, kami pun jalan ke Mainly Beach. Untuk mencapai Mainly Beach
bisa naik ferry dari Circular Quay. Tarif ferry 14,80 AUD PP, lama perjalanan
sekitar 30 menit. Hari ini kami beruntung karena sedang ada Food and Wine
Festival di sana.
Malam itu
keberuntungan kami berlanjut karena di pusat kota Sydney sedang digelar Vivid
Sydney. Acara tahunan ini akan kembali digelar tanggal 22 Mei tahun ini. Foto di atas diambil dari vividsydney.com.
Sydney Opera
House yang menjadi icon Sydney akan disulap menjadi teater pertunjukan lampu,
dengan berbagai ide yang mentransformasikan bangunan tersebut menjadi berbeda
dari bentuk aslinya.
Pertunjukan
lampu dapat dinikmati di Circular Quay atau sekitarnya, yang ditembakkan pada
gedung-gedung bertingkat di sana. Di seluruh pusat kota banyak sekali acara,
pertunjukan seni, serta pameran seni rupa, sehingga malam itu seolah seluruh
penduduk Sydney keluar semua. Tumpah-ruah. Sejak sore hari jalan-jalan utama
telah ditutup untuk kendaraan, sehingga lautan manusia bebas berjalan di antara
gedung-gedung perkantoran. Wow, kapan lagi bisa berjalan-jalan sambil foto-foto
seenaknya di jalanan utama Sydney?
Keesokan
harinya saya bangun pukul 7. Berbeda dengan di New Zealand, pukul 7 di sini
sudah terang. Hari ini masih ada waktu untuk mengunjungi beberapa tempat
destinasi populer di Sydney seperti Sydney Fish Market, Paddy Market, Bondi
Beach, serta ke Darling Harbour. Ke Sydney Fish Market kami naik trem, harganya
6,2 AUD PP. Ke Bondi Beach naik bis no 333, tiket bis bisa dibeli di
convenience store, harganya pada waktu itu 9,2 AUD. Di Bondi Beach jangan lupa
mencoba deep fries Mars, coklat bar yang digoreng tepung seperti seafood.
Dijualnya pun di toko seafood.
Bondi Beach
di musim gugur agak sepi, walau ada juga beberapa group terlihat bermain di
pantai. Coast guard atau penjaga pantai seperti yang ada di acara Bondi Rescue
terlihat cukup santai, sehingga ketika kami naik ke sana, sempat mendapat
kesempatan foto bersama, walau hanya diperkenankan sebentar saja. Tentu saja
karena mereka harus selalu mengawasi pantai.
Dari sana kami
menyempatkan diri mengunjungi Darling Harbour. Tidak bisa berlama-lama, karena
setelah itu kami harus langsung bergegas menuju bandara. Tidak lupa mengambil
titipan koper di Central Station, lalu naik kereta menuju bandara international
Sydney. Hanya sekitar 10 menit, dengan tarif 16,40 AUD, tibalah kami di ujung
perjalanan ini. Dan tanpa terasa pula, perjalanan pertama saya ke negeri
Oceania, New Zealand dan Australia, akan segera berakhir. Sampai bertemu di
perjalanan-perjalanan berikutnya!
Baca juga tulisan sebelumnya:
- Berkendera di New Zealand: Sewa Mobil atau Camper Van?
- Merencanakan Perjalanan ke New Zealand (Hal-hal yang Perlu diketahui)
- Berkendera di New Zealand: Sewa Mobil atau Camper Van?
- Merencanakan Perjalanan ke New Zealand (Hal-hal yang Perlu diketahui)
No comments:
Post a Comment