Raja Ampat 5D4N (1): Sorong, Waisai, Yenbuba


Nama Raja Ampat pastinya sudah tersohor, baik karena keindahan bawah lautnya serta keanekaragaman hayatinya. Salah satu kendala yang sering saya dengar dari orang-orang yang ingin mengunjungi surga di Papua ini adalah mahal. Dan karena letaknya yang cukup jauh dari Jakarta serta cukup luas dan banyak untuk di-explore, biasanya trip ke sini juga minimal membutuhkan waktu 5 hari. Ini juga salah satu alasan banyak yang menunda dulu hingga memiliki waktu yang tepat untuk datang.

Untuk menyiasati kendala pertama, tips-nya adalah, mengajak cukup banyak orang untuk satu boat. Biasanya, biaya paling mahal ketika mengunjungi tempat-tempat diving adalah sewa boat. Untuk trip ini bagi saya termasuk trip yang paling ramai anggotanya, 12 orang.

Mahal kedua ada pada tiket pesawat, karena Jakarta-Sorong penerbangan membutuhkan waktu hampir 6 jam, sama seperti ke beberapa kota di luar negeri. Kami menyiasati hal ini dengan terbang melalui Makassar/Ujung Pandang. Air Asia Jakarta-UP waktu itu Rp 1,1 juta (PP) dan UP-Sorong dengan Sriwijaya Rp 1,8 juta (PP).

Tips ketiga penghematan bisa dilakukan di penginapan. Biaya hidup di Raja Ampat memang jauh lebih mahal dibanding diJakarta. Mereka harus membeli semua barang kebutuhan dengan menggunakan boat ke kota terdekat. Harga barang di sini semua berlipat-lipat, seperti air mineral, gas, dll. Menyiasatinya, kita menginap di Homestay. Totalnya biaya trip 6D5N ini Rp 7 jutaan. Silakan Anda nilai sendiri apakah cukup murah, biasa saja, atau mahal?

Itinerary Raja Ampat

Sebelum berangkat teman kami membuat itinerary kasar seperti di bawah ini:
Day 1
Cengkareng -UP

Day 2
UP - Sorong
Sorong - Waisai
Waisai - Mansuar
Snorkeling di Pasir Putih Mansuar
(Sun Set time)
Mansuar
Dinner
Day 3
Snorkeling / Diving di Mansuar
(Sun Rise Time)
Breakfast at Mansuar
Snorkling di Airborek
Ke FAM Island
(Lunch time)
Take a rest in FAM Island atau lgs ke wayag
Snorkeling di FAM Island
Wayag
Day 4
Break Fast
(Sun Rise Time)
Teluk Kabui
Teluk Kabui - Waisai
Waisai Sorong
Day 5
Sorong - Makasar
Free in Makasar
Lalu kami juga diwanti-wanti soal penginapan, seadanya lho ya.. Waktu itu saya juga browsing tentang di sana semuanya serba mahal, penginapan ala kadarnya, listrik dan air sulit… wahh, jadi benarkah demikian? Mari kita simak bersama catatan perjalanan (catper) kami di Raja Ampat.

Penerbangan Jakarta – Makassar – Sorong

Penerbangan Jakarta – Makassar – Sorong adalah penerbangan yang menembus 2 zona waktu, dari WIB ke WITA, ke WIT (waktu Indonesia bagian Timur). Dari Jakarta ke Makassar ada perbedaan waktu satu jam, Makassar dan Sorong satu jam lagi, sehingga Jakarta dan Sorong beda waktu dua jam.

Kami berangkat malam dari Jakarta, tiba di Sorong keesokan harinya pukul 06.45. Dari bandara kami menggunakan 3 mobil Avanza (1 mobil 4 orang), biaya Rp 100,000 yang mengantar kami hingga pelabuhan Sorong. Hari Jumat ada ferry yang jam 09.00. Biasanya ferry Sorong-Waisai setiap pukul 14.00.

Ferry berangkat pukul 09.30, ini adalah kapal penyeberangan kecil yang cukup sibuk. Ferry ini juga membawa sayur-mayur dan segala macam kebutuhan penduduk. Pria-pria Papua pengangkut sayur lalu-lalang untuk mengisi muatan kapal. Segala bau bercampur aduk, sayur dan keringat di pagi menjelang siang yang panas itu.

Ketika ferry bertarif Rp 130,000 per orang tersebut mulai berangkat penumpang diputarkan sebuah film India yang membuat semua penonton menangis. Film dramatis tentang seorang tukang sulap yang cedera ini membuat kami walaupun ngantuk tak rela untuk tidur. Perjalanan lancar, tidak berombak. Kami tiba di Waisai pukul 11.30.

Waisai adalah ibukota kabupaten Raja Ampat. Kami dijemput di sini oleh boat yang dikirim oleh Homestay yang telah kami pesan. Di Waisai kami juga sempat makan (nasi kuning) serta membeli air mineral untuk persiapan.

Perjalanan dengan speedboat ini hanya perlu sekitar 30 menit untuk mencapai pulau Mansuar. Kami tiba di depan homestay sekitar pukul 13.00 WIT. Setiba di sana saya baru tahu bahwa homestay kami bernama Yenkoranu, kami terharu karena mendapat kamar yang VIP, yaitu kamar yang langsung menghadap laut.

Dermaga Yen Koranu Homestay
Deretan VIP room yang menghadap pantai, Yen Koranu Homestay

Yen Koranu Homestay Dining Area

Snorkeling di Yenbuba

Sore itu kami diajak snorkeling ke Yenbuba, lalu main ke desa wisata. Karena kami tiba kepagian (seharusnya ferry biasanya pukul 14.00) maka peralatan snorkeling dan pelambung masih seadanya, belum tiba pesanannya. Kami snorkeling di Chicken Reef, dekat Papua Diving.

Di sini kami snorkeling cukup lama. It was beautiful. Coralnya bagus serta ikannya banyak sekali, besar-besar. Banyak ikan biru, it was amazing. That’s all I can say. Secara bukan divers, saya kurang mengenal nama-nama biota bawah laut. Di sini sempat juga melihat penyu, cukup besar.

Sekitar pukul 16-an kami pulang ke homestay, mandi dll, lalu minum teh sambil menunggu sunset. 
Udara di sini enak, sejuk, tidak terlalu panas. Kami makan malam sekitar pukul 18.30. Makan malam yang disediakan oleh homestay adalah nasi dengan ikan dan sayur (tumis jagung, kacang panjang, terong). Sederhana, tapi enak sekali. Mungkin juga karena lapar.

Sebenarnya ingin nongkrong lebih lama di tempat makan yang berada di outdoor itu, tetapi karena banyak nyamuk, sekitar pukul 20.00 saya sudah masuk kamar dan siap-siap tidur. Lumayan mati gaya di sini karena tidak ada sinyal HP. Hanya Telkomsel yang bagus di sini.

Homestay-nya lumayan. Pelayanannya pun sangat baik. Di sini listrik baru ada jam 18.00. Itu pun kayaknya menggunakan genset. Air juga tidak terus-terusan ada. But overall, not bad-lah. Homestay inilah rumah kita selama beberapa hari, yang menyediakan tidak hanya tempat tidur, tetapi juga makanan serta boat yang membawa kita menjelajah indahnya Raja Ampat !

(bersambung)

Comments

  1. raja ampat memang sangat indah, pernah berkunjung sekali dulu. jadi kangen rasanya ingin kesana kembali.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts