Raja Ampat 5D4N (2): Painemo, Kabui, Sorong, Makassar

Painemo, the little Wayag, Raja Ampat

Hari kedua di Raja Ampat kami bangun sekitar pukul 05 pagi untuk mengejar sunrise. Boat parkir di tengah-tengah laut dan menunggu hingga matahari muncul. Para fotografer dengan gear masing-masing telah bersiap-siap.

Setelah itu kembali ke homestay untuk sarapan. Air laut di sini sangat bening dan bersih. Dari tempat saya sarapan di dermaga homestay juga bisa dilihat banyak ikan lalu-lalang. Kicau burung menambah indahnya suasana di pagi itu.

Pagi itu kami berangkat ke Arborek. Di sini snorkeling lagi, namun sayangnya arus agak kencang. Kami ke Painemo sekitar pukul 11.00. O ya, ketika kami tidak kami dikabari bahwa kami tidak bisa masuk Wayag. Wayag ditutup untuk publik, karena itu kami pun mengganti ke tempat yang sering disebut Little Wayag, yaitu Painemo.

Kami tiba di Painemo Homestay dulu, untuk buka tenda. Kami tidak menginap di Painemo Homestay, tetapi diberikan tempat untuk buka tenda di sana. Kami juga makan siang di sini, menunya ikan suwir-suwir dan sayur capcay. Kami beristirahat setelah makan siang.

Sekitar jam 14.00 kami jalan lagi. Untuk menikmati keindahan “Little Wayag” berupa gerombolan pulau-pulau kecil yang menjadi ikon Raja Ampat itu kita harus mendaki bukit. Dari atas sini bisa foto dengan background pulau-pulau tersebut di bawah yang sering nampak dalam foto-foto Raja Ampat. Puas foto-foto, acara dilanjutkan dengan nyebur lagi, alias snorkeling.

Setelah snorkeling lanjut naik ke bukit yang satu lagi. Yang ini agak landai. Tadinya mau menunggu sunset tetapi masih jam 5. Sunset di sini sekitar jam 6. Akhirnya kami turun lagi, dan memutuskan untuk sunset di belakang homestay Painemo saja. Malam itu kami makan malam 1 ikan bakar rame-rame.

Makanan kami cukup sederhana bila dibanding rombongan sebelah yang membakar beberapa ikan yang besar-besar. Namun suasana cukup romantis dengan penerangan yang minim di depan tenda membuat makan apa pun jadi enak.

Setelah itu agak sulit tidur karena badan gatel-gatel. Entah digigit apa, seluruh badanku bentol-bentol, dan sejak itulah kesenangan trip ini agak berkurang. Ada yang bilang kena plankton, ada yang bilang ubur-ubur, ada yang bilang alergi. Tetapi hal ini tidak menghentikan saya untuk tetap snorkeling. Anehnya hal ini tidak pernah saya alami sebelumnya ketika snorkeling di tempat yang lain.

Keesokan harinya, pagi dimulai seperti biasa, cukup awal untuk mengejar sunrise. Hari ini naik bukit lagi dan snorkeling lagi, sebelum kembali ke Homestay kami Yenkoranu.

Raja Ampat Sunrise
Kemping di Painemo
Painemo Homestay
Siap2 Nyemplung - Team Raja Ampat


Kabui

Dari sini kami jalan ke Kabui, agak jauh, sekitar satu jam. Teriknya matahari di sini cukup mengerikan. Sementara kapal kami tidak ada tutupnya, jadi saya menutup muka dengan handuk. Kami kembali lagi ke homestay sekitar pukul 16.00.

Sekitar setengah jam kemudian kami berangkat lagi untuk diving dan snorkeling di Yenbuba. Di sini saya enjoy banget. Ikan bergerombolan sejuta banyaknya. Ikannya besar-besar, burbara, ada barakuda bergerombol, ada yang biru dan ada yang warna-warni, serta bisa melihat teman-teman yang diving di bawah.

Setelah puas bermain-main, kami kembali lagi ke homestay. Dinner malam ini telur dan terong. Agak kecewa karena tidak ada ikan, hehehe mungkin jatah ikan sudah habis. Di sini ada penganan gorengan gitu, yang penampakannya mirip pisang goreng membuat anak-anak langsung kelaparan. 
Tetapi ketika dimakan, rasanya hanya tepung saja. Walaupun begitu, enak juga..

Tanpa terasa besok sudah harus berangkat lagi ke Sorong dan seterusnya. Di bawah ini ada beberapa biaya yang sempat saya catat:

  Kelapa Rp 5000/buah
-  Bayar Painemo homestay untuk kemping di sana Rp 200,000 rame2
-  Sewa snorkeling Rp 50,000 per day
-  Diving 450,000
-  Stay (plus makan) Rp 250,000 per day

Karena ferry dari Waisai ke Sorong berangkat pukul 15.00, kami tiba di Sorong pukul 17.00. Kami menginap di Hotel Le Meredien Sorong yang letaknya persis di seberang bandara Sorong. (Rp 450,000 per malam, dibagi tiga). Di Sorong juga sempat makan seafood: Kepiting, cumi goreng tepung, udang, ikan bakar, kangkung dan capcai… Partyyyyy… setelah beberapa hari makan cukup sederhana. (Untuk 12 orang menghabiskan Rp 1,085,000)

Kami juga sempet muter-muter cari oleh-oleh, ada sebuah toko di Jalan Kartini yang menjual kaos-kaos Raja Ampat. Setiba di hotel, senang banget bertemu kembali dengan shower air panas, air yang berlimpah dan listrik. Oya, dan ATM. ATM hanya ada di Sorong, di Waisai dan Raja Ampat harus siap dengan uang cash.

Esoknya kami terbang ke Makassar. Di sini masih sempat mampir ke Bantimurung (tiket masuk Rp 20,000), makan coto Makassar, dan pisang Epe, sebelum sorenya terbang kembali ke Jakarta. Selamat tinggal Paradise… Selain pemandangan indah dan pengalaman baru, keramahan teman-teman di Papua juga adalah suatu faktor yang menambah serunya perjalanan ini. Saya sangat bersyukur atas trip dan pengalaman ini, walaupun harus membawa pulang bentol di badan yang saya yakin akan pulih seiring berjalannya waktu.

Baca juga:

Raja Ampat 5D4N (1)

Comments

Post a Comment

Popular Posts