Rusia 2015. Pengalaman Tak Terlupakan



St Basil's Cathedral, Moscow

Inilah Rusia yang ingin kuceritakan padamu---bukan jalan-jalan lebar di Moscow dengan sembilan jalur mobil dan gedung-gedung megah ala Eropa di kanan-kirinya, bukan gemerlap Malam Minggu di St Petersburg dimana muda-mudi berpesta hingga subuh dengan musik Barat merayakan malam yang terang di musim panas---bukan itu. Itulah barangkali yang sering kamu dengar tentang Rusia, perjalanan ke Rusia setelah melewati kedua kota Eropa itu lalu berbelok ke Eropa Timur. Itu bukan jalur yang kami ambil. Kami memilih mengunjungi jantung Rusia di Siberia, propinsi yang menempati wilayah paling luas di Rusia, yang sering disebut the real Russia. Tapi entahlah mana yang menjadi Rusia sejati, perjalanan ke Rusia ini menjadi sangat menarik karena keragaman ini. Suatu hari kita berada di Eropa, hari berikutnya kita di Asia. Wajah yang ditemui pun beragam, namun mereka adalah satu Rusia. Rusia adalah negara terbesar di dunia, yang daratannya membentang dari Eropa hingga Asia, dan terbagi menjadi 9 zona waktu. Bahkan di dalam Rusia sendiri kamu bisa mengalami jet lag. Kalau bepergian dari kota ke kota rasanya capek harus mengatur jam di kota yang berbeda waktunya.

Inilah Rusia yang ingin kuceritakan padamu: padang rumput dengan bunga-bunga liar yang cantik di sepanjang jalan yang seakan tak ada habisnya. Pemandangan desa dengan rumah-rumah kecil dari kayu yang semuanya memiliki halaman yang ditanami sayuran. Bunga-bunga lavender di sisi rel kereta. Bunga-bunga putih dan kuning di perbukitan seperti taman Teletubbies. Gerbong-gerbong kereta yang sangaaat panjang, mengangkut berbagai barang komoditas seperti kayu, batubara, dll. Petugas-petugas di pintu kereta dan orang-orang yang menunggu di kereta. Ibu-ibu yang menjual makanan kepada penumpang kereta di setiap kereta berhenti. Orang-orang Rusia, yang, sama seperti kita. Mereka bepergian naik kereta bersama keluarga, bersama pacar, bersama teman-teman satu rombongan. Ada yang baik, ada yang culas, ada yang matere. Ada yang berbadan besar, ada yang kecil. Ada yang berambut pirang, ada yang berambut hitam. Ada yang tua, ada yang muda. Oya, dan mereka juga beragama kok.. Mereka juga punya sopir angkot yang nakal yang berusaha menaikkan harga karena koper-koper kami. Mereka juga punya tukang jualan di kereta yang mencoba membohongi karena tahu kami orang asing. Selain orang-orang desa yang menanam sayuran, mereka juga punya manusia-manusia jetset yang mengendarai Porche di jalanan mulus Moscow, banyak malah. Tapi satu hal yang menyamakan mereka semua: mereka ramah dan ingin menolong, pejalan dari jauh yang sama sekali tak bisa berbicara bahasa mereka. Ketulusan seperti ini tak perlu bahasa untuk mengkomunikasikannya.

Inilah Rusia yang ingin selalu kukenang: orang-orang yang mencoba membantu kami walaupun mereka sendiri tidak tahu, mereka berusaha mencari alamat dengan google maps, dengan google translate, dan segala usaha. Keramahan Rusia, keragaman Rusia, kebesaran negara adidaya ini dengan segala permasalahannya. Keunikan Rusia, dengan “mesjid-mesjid bersalib”--- istilah temanku untuk gereja-gereja di sana yang terlihat seperti mesjid karena kubah-kubahnya yang besar. Cuaca yang seperti anak ABG yang moody. Galau, berubah-ubah. Siang bisa sangat panas, lalu malam dingin dan berangin.

Ini juga Rusia yang tak ingin aku lupakan: Hangatnya roti isi daging yang baru selesai dipanggang di restoran kereta TransSiberia. Roti isi kentang (yang menurut kami aneh karena karbo dipasang dengan karbo, tapi enak juga). Bubur yang dilumuri susu kental manis! (nah lho) yang ternyata adalah makanan yang cukup umum. Bir yang dijual secara bergalon-galon. Udara yang berbau vodka. Segelas vodka dingin di siang Musim panas yang menyengat di St Peterburg. Hostel kami di Moscow yang bernuansa vintage dengan tamu-tamu imigran selain para traveler. Stasiun-stasiun MRT yang seperti istana, dengan patung-patung, yang tetap megah walaupun sudah berusia tua. Ibu-ibu penjaga loket MRT yang berbadan besar dan berwajah suntuk. Mengantri di depan pintu stasiun MRT yang belum buka pukul 5 pagi. Kepadatan di stasiun-stasiun MRT tertentu di mana kami turut menjejalkan diri. Stasiun MRT yang bersusun-susun dengan huruf-huruf asing sebagai petunjuknya. Langit yang biru di malam hari, di Moscow dan St Petersburg. Orang-orang yang kami temui di kereta, cowok-cowok yang naik ke kereta hanya mengenakan celana pendek lalu pada membuka baju begitu masuk ke dalam kereta (ini akan saya ceritakan pada bagian TransSiberia). Semua ini adalah pengalaman yang baru, yang menarik bagiku, dan tak ingin aku lupakan.

Karena itulah aku menulis catper ini. Catper akan coba saya susun sesuai dengan itinerary kami, ditambah hal-hal lain yang mungkin berguna. Kira-kira seperti ini:
(Tulisan ini diedit dengan menambahkan link pada tulisan-tulisan setelahnya: )

-      Moscow
-      St Petersburg

dan tulisan sebelumnya:

- Persyaratan Visa Rusia

Comments

  1. Mantab Mei, yg bikin tdk mantab krn tdk ajak2 aku he3

    ReplyDelete
  2. Mantab Mei, yg bikin tdk mantab krn tdk ajak2 aku he3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aiiih Babehhhh... Yuk kapan travel bareng lagi behh....

      Delete
  3. Mba boleh share itinerarynya? makasih...

    ReplyDelete
    Replies
    1. itinerary-nya: Jkt - Moscow (via Bangkok), moscow ke St Petersburg naik kereta. Dari St Petersburg naik pesawat S7 ke Irkutsk. lalu ke Pulau Olkon di danau Baikal. Dari sana kembali ke Irkutsk lagi. Lalu Irkutsk ke Ulan Ude (by train), dan terakhir Ulan Ude - Moscow by Trans Siberia Train. :) File lengkap (detil)nya kayaknya harus dicari-cari dulu nih...

      Delete
    2. kalo udh ketemu file lengkep itinerary bisa di email ke luffyharseno201@gmail.com mba....
      sankyu....

      Delete
  4. yaampun enak ya kalo bisa jalan" keluar negri gitu. kepala sekolah waktu saya sekolah waktu itu pindah kesana jd kepala sekolah disana. katanya sih musim dinginnya parah bgt disana haha. keren mbak artikelnya , sukses terus yaa
    kalo butuh info tmpt wisata coba liat di Info Travelling , siapa tau membantu

    ReplyDelete
  5. wih ngeri si embak naik trans siberia tapi jujur saya gak suka Moscow meskipun lebih tentram dari jakarta akan tetapi gaya jalan kaki penduduk sekitar nya itu loh mbak kalo di ibaratkan mobil mereka bisa dibilang mobil balap F1 lah hehehe

    jangan lupa baca artikel ku mengenai Rusia ya mbak, terima kasih.

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  8. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts