India trip (4): 12 Jam Perjalanan Kereta Bangalore - Hospete

Yesvantpur station Bangalore


Sistem perkeretaapian di India adalah salah satu yang terbesar di dunia. Sebagai tulang punggung transportasi darat, jalur kereta api ini digunakan oleh 23 juta penumpang setiap hari, sekitar 8,4 milyar pergerakan penumpang setiap tahun. 


Dikutip dari Aljazeera, jaringan rel kereta api India adalah yang terbesar keempat di seluruh dunia, yang mengoperasikan lebih dari 12.100 kereta di total jalur sepanjang 67.415 km. Dikutip dari Wikipedia, Indian Railways melayani lebih dari 7.300 stasiun di seluruh India. 


Kami berkesempatan mencoba dua dari sekian jalur kereta yang menjadi urat nadi negara yang terdiri dari daratan yang sangat luas ini. Yang pertama adalah kereta nomor 16545 dari stasiun Yesvantpur JN di kota Bangalore menuju stasiun Hospete JN di kota Hospete. Yang kedua adalah kereta Tejas Express dari Goa ke Mumbai. Yang satu adalah kereta slow yang menempuh jarak 524 km dalam waktu lebih dari 12 jam, dan satu lagi adalah kereta ekspress yang menempuh jarak 700-an km dalam waktu 8 jam. 


Syukurlah dalam kedua perjalanan tersebut aman dan lancar. Gambaran tentang orang-orang yang berjubel di gerbong-gerbong kereta hingga berdiri di atas kereta juga tidak terlihat. 


Ada apa gerangan ke Hospete?


Mungkin Anda, sama dengan saya, juga baru pertama mendengar nama kota ini. Kami mengunjungi kota ini lantaran Hospete adalah stasiun kereta api terdekat untuk mencapai Hampi. Ada apa di Hampi? 


Ketika pertama kali direkomendasikan oleh teman (orang India) untuk mengunjungi Hampi, saya langsung melakukan pencarian di Google dan kemudian langsung memutuskan untuk memasukkan Hampi dalam itinerary. Selain karena tempatnya menarik dan bersejarah, Hampi juga terletak di antara Bangalore dan Goa, yang merupakan destinasi kami selanjutnya. Karena itu dapat diselipkan dalam itinerary sebelum kami melanjutkan perjalanan ke Goa. 


Hampi adalah kota tua yang menjadi Unesco World Heritage sites dimana terdapat monumen-monumen sisa peninggalan masa kerajaan Vijayanagara (sekitar abad ke-13 hingga abad ke-15). Mari kita berjalan-jalan di kota Hampi pada tulisan berikutnya. Di dalam tulisan ini kita akan berfokus pada perjalanan 12 jam dari Bangalore ke Hospete menggunakan kereta nomor 16545.


Kami membeli tiket kereta ini kira-kira dua minggu sebelum keberangkatan. Setelah memilih dari beberapa platform, kami memilih menggunakan 12go.asia yang cukup mudah digunakan, dan banyak pilihan metode pembayaran seperti transfer bank, kartu kredit, dan Gopay. Saya pun memilih menggunakan Gopay karena apabila tidak mendapatkan tiket dapat langsung melakukan refund. 


Terdapat beberapa pilihan transportasi dari Bangalore ke Hospete, ada kereta maupun bus. Karena jadwalnya paling pas (berangkat malam dan tiba pagi), kami akhirnya memilih kereta nomor 16545, tipe 3A - AC 3-Tier Sleeper. Tidak banyak pilihan tipe dalam kereta ini, kami memilih tipe ini karena ada AC. Harga tiket sekitar 230 ribu rupiah. Ini rupanya sudah tingkatan paling bagus di kereta ini, walaupun tempat tidur sleeper-nya terdiri dari 3 tingkat. 


Ketika sampai di stasiun Yesvantpur JN, suasananya ramai. Jangan mepet datang ke stasiun, terutama stasiun di kota besar seperti Bangalore ini, karena kita harus menyediakan waktu untuk mencari platform tempat kereta kita berhenti. Setelah itu, kita sebaiknya menunggu di dekat gerbong sesuai dengan nomor seat kereta kita. Karena kereta di sini panjang-panjang (bisa mencapai 20 gerbong dalam satu kereta) maka kita sebaiknya menunggu dekat gerbong kita sehingga tidak butuh waktu lama untuk proses naik kereta ketika keretanya tiba. 


Bila Anda bingung, jangan takut untuk bertanya pada orang-orang di sekitar atau penumpang-penumpang kereta lainnya. Berdasarkan pengalaman kami, orang India baik-baik dan pasti mereka akan membantu sebisa mereka. Berdasarkan pengalaman kami juga, tidak ada petugas atau kondektur yang membantu dalam proses boarding/naik ke kereta. Pemeriksaan tiket juga dilakukan ketika kita sudah berada di dalam kereta dan kereta sudah jalan. 



Pintu masuk stasiun Yesvantpur Bangalore

Suasana di stasiun Yesvantpur Bangalore

Stasiun Yesvantpur JN adalah stasiun yang cukup besar dan merupakan titik keberangkatan pertama untuk kereta nomor 16545 , karena itu keretanya berhenti cukup lama. Kereta juga dibersihkan dulu sebelum penumpang boleh naik. Ketika kami tiba di stasiun, keretanya sudah ada dan kami pun mencari gerbong tempat seat kami berada. Sebelum naik kereta, kami telah mempersiapkan bekal makanan dan minuman dalam perjalanan. 


Kereta berangkat tepat waktu pada pukul 20.25. Pada kereta sleeper tiga tingkat ini tidak ada kompartemen yang tertutup, satu area dapat ditempati tiga tingkat bed yang hadap-hadapan dan bed dua tingkat di aisle. Untung saya mendapat tempat di bed bawah, di aisle, karena ketika membeli tiga tiket di 12go.asia saya tidak bisa memilih seat sehingga mendapat nomor seat secara random. Kami bertiga berdekatan, tetapi ada yang berada di bed atas dan tengah. Untuk yang bed atas, bisa menempati bed karena sudah dibuka. Tetapi yang tengah, kadang belum dibuka apabila penumpang di bawah kita masih mau duduk. Di sini dibutuhkan kerjasama dan kesepakatan dengan penumpang lain. 


Kami pun berkenalan dengan penumpang lain yang berada di dalam satu “kompartemen” yang sama. Mereka kebetulan adalah dua dokter gigi dari Chandigarh yang sedang bepergian, karena itu bahasa Inggris mereka sangat bagus dan kami bisa mengobrol dengan lancar. 


Sekitar pukul 21 para penumpang mulai membuka bekal makanan dan kami pun membuka bekal makanan kami berupa ayam bakar dan telur. Terdapat kesalahpahaman waktu kami membeli bekal makanan ini, maksud hati mau membeli kebab, ternyata isinya hanya ayam (tidak ada roti pembungkusnya). Kami sudah tahu bahwa kebab itu berarti daging panggang, harus disebutkan untuk menambahkan roti, tapi tetap saja terjadi kesalahpahaman, mungkin masih ada kendala bahasa. 


Setelah makan para penumpang pun mulai menurunkan bed yang di tengah dan bersiap-siap tidur. Perjalanan masih panjang. Selama di kereta ada colokan listrik dan juga sinyal 4G dari SIM CARD Airtel kami berfungsi cukup bagus, sehingga apabila tidak bisa tidur bisa berselancar dulu di internet. 


Beberapa kali ada penjual makanan yang lewat menawarkan idli (semacam rice cake) atau chai (teh susu khas India). Ada juga makanan yang terlihat seperti nasi kuning dengan lauk yang diambil langsung dengan tangan penjualnya.. 😀

Lebih aman membawa bekal sendiri, karena kita belum tentu cocok dengan makanan yang dijual. Sebagian besar penumpang saya perhatikan membawa bekal masing-masing, dan banyak di antara mereka makan menggunakan tangan langsung (tidak pakai sendok).


Salah satu penjual makanan di kereta nomor 16545

Bertemu teman baru dalam perjalanan di kereta



Dengan bantuan Antimo, saya bisa tidur malam itu sehingga keesokan paginya bangun terasa segar dan siap untuk meneruskan perjalanan. Kereta agak terlambat, seharusnya tiba di Hospete 7.50, tetapi kami baru tiba pukul 09.30. Kereta ini telah berhenti di 28 stasiun sebelum tiba di Hospete. Hospete bukan destinasi terakhir, destinasi terakhir kereta ini di Karatagi, karena itu berhentinya di Hospete hanya sebentar. Ketika hampir tiba kita sudah harus bersiap-siap, karena kereta hanya berhenti sekitar 2 menit. Selamat datang di Hospete…

Comments

Popular Posts