NZ Trip (3): Day 2: Lake Taupo – Wellington

Hari kedua di New Zealand, pukul 7 pagi kami sudah beres-beres dan siap untuk melanjutkan perjalanan lagi. Perjalanan hari ini cukup panjang, menuju Wellington. Rencananya akan mengunjungi Tongariro National Park sebelum ke Wellington. Kami baru sempat mengunjungi Lake Taupo pada pagi hari ini.


Dalam perjalanan menuju Tongariro, hujan sangat deras serta berkabut. Gunungnya pun tidak terlihat. Badai yang cukup kencang membuat kami berhenti di sebuah toko peralatan outdoor, atau semacam museum kecil dekat Tongariro. Di sana kami mendapat informasi cuaca yang sangat berguna. Kami dianjurkan untuk tidak lanjut ke Tongariro. Akhirnya kami pun berbalik untuk melanjutkan ke Wellington. Jadinya hari ini tidak ada obyek wisata yang dikunjungi deh.

Sekitar waktu makan siang kami melewati Wanganui, kami memutuskan untuk berhenti dan makan siang di sini. Pilihan jatuh pada sebuah restoran Turki (lho kok..?) karena dia memang tampak paling oke di antara beberapa restoran yang lain. Ada pilihan nasi dan lamb, gara-gara semalam (link), semua jadi ketagihan makan lamb. Kalau gue sih, setuju karena di sini ada toiletnya, udah kebelet mau pipis. We enjoyed the food here, lamb iskender, lamb kebab, dan kopi Turki dengan rasa otentik, dibuat oleh orang Turki dengan resto yang bernuansa Turki.



Dari Wanganui saya yang kebagian nyetir, hingga Wellington. Senang rasanya setidaknya kebagian nyetir, karena hari ini dihabiskan di jalan, hanya menikmati pemandangan.

Kalau memasuki kota-kota kecil rasanya paling menyenangkan. Kotanya cantik, dengan rumah-rumah yang tertata rapi, sepi dan tertib. Dengan cruise control, suatu alat di mobil untuk otomatis mengatur kecepatan, kita tidak perlu ngegas. Setting ini akan mati setiap kali kita ngerem, karena itu kadang biar tikungan pun tidak perlu ngerem. Di sini soalnya cukup tertib, very unlikely orang akan menyalib di tikungan atau keluar jalurnya.

Serasa main bom bom car aja deh rasanya. Speed limit 100 km/jam di jalan luar kota, di dalam kota 50 km/jam, ada juga yang 70 km/jam. Mostly kota-kota di sini bisa dilalui dalam waktu 10 menit saja. Dengan kondisi begini, most people kecepatannya sama, yaitu sedikit di bawah limit yang diperbolehkan.

Wellington

Kami tiba di Wellington sekitar pukul 17.00, langsung ke hostel yang sudah kami booking sebelumnya, Dwellington. Hostel ini tidak jauh dari pusat kota, serta berada di seberang kedutaan AS di Wellington.

Cuaca masih kurang bersahabat setiba di sini. Kami keluar lagi setelah cek in pakai mobil karena hujan dan angin kenceng. Di kota pun terlihat sepi, bingung mau makan apa, akhirnya kami pun pergi ke tempat favorit kami di sini, yaitu: supermarket.

Pengen yang anget-anget, kami beli Indomie (beneran Indomie!) dan sayur-sayuran. Suasana di sini beda banget dengan di Taupo. Yah, namanya juga kota besar. Di hostelnya pun sangat penuh. Bahkan dapurnya penuh banget. Bule-bule juga rata-rata stay home, padahal belum juga jam 8 malam. Mungkin karena cuaca. Suhu di sini diperkirakan sekitar 10-15 ditambah angin kencang. Ketika otw ke Tongariro (daerah gunung dan ujan) suhu mencapai 6 derajat Celcius.

Sayur dan buah-buahan bagus-bagus di sini.. Supermarket di Wellington.
I love this salads....
Hebat juga Indomie, menjadi produk yang cukup penting di sini. Ada di rak display paling depan.

(bersambung)


Comments

Popular Posts