Catper Timor Overland Juni 2023 Day 6,7,8: Fulan Fehan, Atambua, Kupang

Kota Atambua di ujung timur wilayah Indonesia di Pulau Timor sangat dekat dengan wilayah Timor Leste. Pada hari keenam kami berangkat menuju Fulan Fehan, sebuah lembah sekitar 26 km dari Atambua. Apabila kita melihat di peta, Fulan Fehan terletak di wilayah Indonesia yang menjorok ke Timor Leste. Dalam perjalanan ke sini pun, sinyal ponsel mulai hilang-hilang, sering dapat roaming dari Telemor, perusahaan telekomunikasi Timor Leste. Bagi yang tidak mau kena roaming pun buru-buru mematikan hape-nya.




Fulan Fehan merupakan sebuah lembah di kaki Gunung Lakaan dengan sabana yang sangat luas. Terletak di desa Dirun, tempat ini menawarkan pesona pemandangan sabana luas dengan kuda-kuda yang bebas berkeliaran, pepohonan kaktus, serta ada beberapa obyek bersejarah seperti Benteng Ranu Hitu atau Benteng Lapis Tujuh di puncak Bukit Makes dan Gunung Lakaan. Untuk mencapai tempat ini lumayan perjuangan, karena melewati jalanan yang longsor sehingga kami harus mencari jalan lain. 


Ketika tiba di Fulan Fehan, rombongan kami telah ditunggu oleh Bapak Raja. Kami membawa persembahan seperti ayam, beberapa lilin, dan sirih pinang. Bapak Raja meng-guide perjalanan kami di Benteng Ranu Hitu sambil menjelaskan sejarah tentang benteng tujuh lapis itu. Benteng ini dibuat sebagai pertahanan dalam perang adat di masa lalu. Banyak cerita mistis tentang daerah perbukitan ini. Di sini juga terdapat makam raja-raja. Kami mengitari sebuah tempat pertemuan berupa ruang bulat yang dikelilingi batu-batuan dan bapak Raja melakukan ritual potong ayam di hadapan kami. 


Setelah melakukan trekking ringan ke atas bukit Makes, kita akan sampai di sebuah spot untuk berfoto, dan di sini juga kita bisa melihat lembah-lembah Timor Leste secara luas. Selepas dari sini kami makan siang nasi box di tempat beristirahat (rest area) berupa pondok-pondok di Fulan Fehan. 




Dari Fulan Fehan perjalanan dilanjutkan ke Air Terjun Mauhalek. Biasanya setelah dari Fulan Fehan orang-orang mampir ke air terjun yang terletak sekitar 40 menit dari Fulan Fehan ini. Air terjun ini cukup indah dan tinggi sehingga airnya mengalir bercabang-cabang. Menurut penduduk sekitar, curahan airnya tidak pernah kering. Mata airnya berasal dari Fulan Fehan. Dalam perjalanan pulang ke kota Atambua, kami mampir berfoto di jalanan di Kampung Lahurus pas ketika matahari terbenam. 



Day 7: Atambua-Kupang


Bila pada hari-hari sebelumnya perjalanan semakin ke arah timur sambil mampir ke spot-spot menarik sepanjang perjalanan, pada hari ketujuh, saatnya perjalanan ke arah pulang. Jadwal hari ini adalah perjalanan Atambua-Kupang sejauh 274 km via Jalan Nasional Trans Timor (menurut Google Maps).


Kami mampir ke PLBN Motaain (kebetulan tidak bisa masuk), dan Rumah Joni di Atambua. Masih ingat Joni, anak yang memanjat tiang bendera pada saat HUT RI tahun 2018? Saat itu, Joni yang masih pelajar kelas 1 SMP Negeri Silawan memanjat tiang bendera karena tali yang akan digunakan untuk mengikat bendera tersangkut di ujung tiang. Aksi heroik Joni itu menuai perhatian publik, bahkan Joni diundang ke Istana Negara untuk bertemu Presiden Jokowi. Sebuah rumah di Atambua dihadiahkan untuknya, tertulis “Rumah Joni” di depan rumah tersebut. Kami singgah di rumah yang tak jauh dari PLBN Motaain itu namun tidak bertemu Joni karena Joni sedang bersekolah di Atambua. Tidak apa-apa karena kami sempat berfoto di depan rumah ini bersama ibunya Joni.  



Sekitar waktu makan siang kami tiba di kota Kefamenanu. Kami mampir di Rumah Makan Padang tempat kami membeli nasi box kemarin-kemarin. Kali ini kami makan di tempat. Tour Leader mengatakan boleh pesan dua lauk dan saya pun memesan dua jenis lauk ikan. Puas-puasin makan ikan. Dari sini perjalanan dilanjutkan terus menuju ke barat, kami mampir di Soe untuk membeli jeruk Soe untuk oleh-oleh. 


Sekitar pukul 19.00 kami tiba di restoran Taman Laut Handayani di kota Kupang. Restoran yang cukup besar di pinggir pantai. Nice place to spend our last night di Pulau Timor. Malam ini kami menginap di Swiss Belcourt Kupang, dan besok sudah terbang kembali ke Jakarta. 


Day 8: Goa Kristal Kupang


Setelah sarapan di hotel kami berangkat menuju goa Kristal di Kupang. Kita bisa berenang di kolam yang airnya sebening kristal ini. Setelah berenang, bisa menumpang bilas di sebuah rumah yang sering difungsikan sebagai kapel (gereja kecil). 


Dari sana kami mampir ke beberapa toko oleh-oleh. Oleh-oleh yang bisa dibeli seperti kopi, kacang-kacangan, abon, madu, pakaian serta kain-kain tentunya. Hari ini kami makan siang di Warung Artis Kuah Asam Tenau Kupang. Kami makan sop ikan dan ikan goreng, saya senang sekali. Terima kasih MyTrip. 


Setelah diantar ke bandara El Tari Kupang, kami pun berpisah dengan Nuno, Gusti, dan Demsey, ketiga guide lokal sekaligus driver yang menemani kami selama delapan hari. 


Orang bilang, take nothing but photograph, leave nothing but footprint, ketika kita travel, terutama ke tempat-tempat alam. Saya tambahkan, keep the memories for as long as you can, by taking notes


Now I’m sharing my notes with you. Thank you for reading. 


Baca juga: 


Catper Timor Overland Juni 2023 Day 1: Jakarta – Kupang – Soe


Catper Timor Overland Juni 2023 Day 2: Fatu Ulan, Desa Boti, Soe


Catper Timor Overland Juni 2023 Day 3: Fatumnasi, Padang Satu Gunung Mutis, Hutan Bonsai, Tunua, Fatu Nausus


Catper Timor Overland Juni 2023 Day 4: Kefamenanu, Gereja Del Piero, Desa Tualeu, PLBN Napan


Catper Timor Overland Juni 2023 Day 5: PLBN Wini, Oecusse, Bukit Tuamese, Teluk Gurita, Atambua



Comments

  1. Anonymous9:45 PM

    Keren👍🏼. Suka sama statement di akhir tulisan. Thank Mei, sdh for sharing the story for us. 🙏🏼

    ReplyDelete
  2. sama-sama, Thanks for reading

    ReplyDelete
  3. Anonymous10:10 PM

    Trims Mei. Kenangan Timor terjaga dgn membaca tulisanmu - Gun

    ReplyDelete
  4. sama2 Gun.. Thanks for reading

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts